TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya mengatakan ada dua agenda besar yang akan dilakukan PBNU di bawah kepemimpinannya. Hal ini ia ungkapkan saat menutup Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34, di Lampung, pada Jumat, 24 Desember 2021.
"Pertama adalah agenda membangun kemandirian warga. Kedua adalah meningkatkan peran dalam pergulatan Nahdlatul Ulama untuk mendukung perdamaian dunia," kata Gus Yahya dalam siaran TV NU, yang diakses Ahad, 26 Desember 2021.
Gus Yahya mengatakan pada dua agenda tersebut, Nahdlatul Ulama telah memiliki rintisan-rintisan yang sangat berharga dan sangat kuat. Karena itu, yang harus dilakukan selanjutnya adalah menjahit berbagai macam inisiatif yang sudah dilakukan.
"Dalam pengembangan ekonomi rakyat, dalam pengembangan pendidikan, dalam pengembangan layanan-layanan kesehatan, menjadi satu agenda nasional yang terpadu, untuk meningkatkan kualitas hidup warga Nahdlatul Ulama pada khususnya, dan rakyat banyak pada umumnya," kata Gus Yahya.
Sedangkan dalam hal pergulatan untuk berkontribusi dalam perdamaian dunia, ia mengatakan NU pun telah berhasil melakukan berbagai macam inisiatif yang semakin diapresiasi masyarakat internasional. Karena itu, selanjutnya ia akan mengakselerasi lagi program yang ada, sekaligus mensinergikannya dengan inisiatif-inisiatif yang dilakukan pemerintah.
"Karena bila kita melihat lanskap dinamika internasional saat ini, tak ada yang memiliki posisi paling tepat untuk berkontribusi bagi perdamaian dunia lebih dari NKRI," kata Gus Yahya.
Yahya Cholil Staquf terpilih menjadi Ketua PBNU periode 2021-2026 setelah dalam pemilihan di Muktamar NU ke-34, unggul perolehan suara dari calon inkumben Said Aqil Siradj. Gus Yahya unggul jauh dari Said yang telah memimpin PBNU selama dua periode.
Baca: Stafsus Milenial Jokowi Sebut 3 Isu Besar yang Harus Jadi Program Utama PBNU