TEMPO.CO, Jakarta - Bagi masyarakat Indonesia yang menggunakan uang pecahan Rp 20.000 cetakan tahun 2004, tidak asing lagi dengan tokoh Otto Iskandar Dinata yang menjadi ikon di uang tersebut. Otto sendiri merupakan Mneteri Negara pertama—tepatnya Menteri Keamanan Negara—di Indonesia. Hal ini ia dapatkan setelah aktif diberbagai organisasi pra kemerdekaan.
Otto Iskandar Dinata memulai kiprah politiknya dari organisasi Budi Oetomo cabang Pekalongan pada 1924—ketika itu ia menjabat sebagai wakil ketua. Lebih lanjut, Otto juga aktif dalam organisasi Budaya Sunda yang bergerak di bidang pendidikan, budaya, ekonomi, sosial-budaya, politik, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan. Organisasi teresebut yaitu, Paguyuban Pasundan, dimana Otto pernah menjabat sekretaris pengurus besar pada 1928, dan menjadi ketuanya pada periode 1929-1942.
Selain itu, dari Paguyuban Pasundan Otto pernah ditunjuk mewakili organisasi tersebut untuk bergabung dengan Volksraad pada 15 Juni 1931 dan tercatat sebagai anggota Volksraad yang vokal. “Tetapi saya percaya bahwa Indonesia yang sekarang dijajah pasti akan merdeka. Bangsa Belanda terkenal sebagai bangsa berkepala dingin, hendaknya tuan-tuan bangsa Belanda memilih di antara dua kemungkinan: menarik diri dengan sukarela tetapi terhormat, atau tuan-tuan kami usir dengan kekerasan,” begitulah vokalnya Otto dalam pidatonya dihadapan ketua Volksraad.
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, Volksraad dibubarkan dan membuat keaktifan Otto dalam berorganisasi sempat terhenti. Hal inilah yang membuat Otto membanting setir dan menjadi seorang wartawan di surat kabar Warta Harian Cahaya. Namun, setelah itu ia kembali berorganisasi dan bergabung dengan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), Jawa Hokokai (Badan Kebaktian Rakyat Jawa), kemudian menjadi anggota Cuo Sangi In (Dewan Perwakilan Rakyat buatan Jepang).
Menjelang kemerdekaan Indonesia, Otto menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam sidang PPKI inilah Otto menunjuk Sukarno dan Bung Hatta sebagai pasangan Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Dalam sidang tersebutlah para peserta sidang menyepakati usulan tersebut secara aklamasi.
Setelah sidang tersebut berlangsung dan Indonesia merdeka dari para penjajah, Otto diangkat menjadi Menteri Keamanan Rakyat oleh Presiden Sukarno. Otto mengkoordinir pembentukan tentara kebangsaan yang ketika itu masih disebut dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Berdasarkan museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id, setelah menjabat Menteri Negara yang mengurusi badan keamanan rakyat pada Kabinet Pertama Presiden Soekarno, Otto Iskandardinata diculik. Diperkirakan pada 20 Desember 1945, Otto Iskandardinata dihabisi di Pantai Mauk, Banten oleh Laskar Hitam yang tak puas dengan kebijakan penyatuan mantan anggota Peta bentukan Jepang dengan bekas prajurit KNIL bentukan Belanda.
Menukil kanal muhammadiyah.or.id, Pembunuhan Otto sulit dicegah, apalagi saat itu Indonesia dalam keadaan genting. Di waktu yang sama, sore hari 19 Desember 1945, terjadi pertempuran Karawang-Bekasi dan peperangan di beberapa daerah lainnya. Pemerintah Indonesia, akhirnya menetapkan tanggal 20 Desember 1945 sebagai tanggal kematian Si Jalak Harupat. Meski jenazahnya tidak pernah ditemukan, pemakaman kembali secara simbolik dilakukan di Taman Bahagia, Lembang pada 21 Desember 1952.
Menurut Mujitaba bin Murkam—salah satu anggota Laskar Hitam yang diadili pada 16 Agustus 1958—para pemuda membawa Otto ke Rumah Tahanan Tanah Tinggi. Dari tempat itu pula ia dipindahkan ke penjara polisi di Tangerang. Menurut sejarawan Lip D. Hidayat, Otto dieksekusi dengan cara ditusuk dengan belati di bagian lehernya.
Pada 6 November 1973, dikeluarkannya Keppres No.088/TK/1973 yang menyatakan bahwa Otto Iskandar Dinata ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI. Otto menjadi Pahlawan Nasional Indonesia yang gambarnya terpampang jelas dari mata uang pecahan Rp. 20.000, hingga namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di berbagai kota di Indonesia, termasuk Jakarta.
GERIN RIO PRANATA
Baca: Si Jalak Harupat Otto Iskandar Dinata Penggagas Pekik Indonesia Merdeka