TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan telah mendeteksi lima kasus probable Omicron. Kasus tersebut melibatkan pelaku perjalanan internasional dari warga negara Indonesia dan warga asing.
Lima orang probable Omicron itu di antaranya dua kasus dari warga Indonesia yang baru pulang dari Amerika Serikat dan Inggris. Keduanya sedang menjalani isolasi di Wisma Atlet. Tiga kasus probable lainnya warga asing asal Cina yang berkunjung ke Manado dan sekarang sedang dikarantina.
Sebelumnya, kasus pertama Covid-19 dari varian Omicron ditemukan di Indonesia. Kasus tersebut terdeteksi dari pekerja kebersihan di Wisma Atlet, Jakarta.
Sejauh ini Kemenkes telah meningkatkan presentasi pemeriksaan sampel genom sekuensing dari seluruh kasus konfirmasi yang terjadi di Indonesia. Tujuannya untuk mendeteksi dini potensi transmisi komunitas Omicron.
"Standar whole genome sequencing (WGS) biasanya 5 persen, sekarang kita mau lakukan 10 persen. Semua kasus konfirmasi kita lakukan WGS," kata Menkes.
Upaya berikutnya adalah meningkatkan penggunaan reagen PCR menggunakan S-gene target failure (SGTF) agar Omicron bisa diketahui lebih cepat. "Sebab SGTF ini bisa memberikan marker atau indikasi dini bahwa kalau PCR positif kemungkinan besar Omicron," katanya.
Budi mengatakan metode PCR SGTF lebih cepat mendeteksi dini Omicron bila dibandingkan metode WGS. "Tes PCR hasilnya bisa kita peroleh empat sampai enam jam. Untuk genom sekuensing masih butuh lima sampai tujuh hari," kata Menkes Budi.
Baca: Omicron Masuk RI, Puan Minta Regulasi Jelang Natal Dipertimbangkan Lagi