INFO NASIONAL-Emiten baja nasional PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) optimistis, meraih laba bersih 54 juta dolar AS untuk tutup buku 2021. “Direksi optimistis dengan performa Perseroan kedepan. Untuk tutup buku 2021, kami perkirakan meraih laba bersih 54 juta dolar AS,” ujar Direktur Utama GRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng, pada public expose virtual, Jumat 10 Desember.
Selain Abednedju atau akrab disapa Argo, adir jajaran direksi lain, yaitu Harianto, Fedaus dan Biplab Kumar Dutta. Argo menjelaskan, optimisme tersebut didasarkan atas kinerja perusahaan yang terus meningkat sepanjang 2021. Hingga triwulan ketiga GGRP meraih pendapatan 502 juta dolar AS atau meningkat 7,5 persen YoY. Sedangkan laba bruto meningkat 363 persen YoY menjadi 71 juta dolar AS, diikuti peningkatan EBITDA dan laba bersih, masing-masing 235 persen YoY dan 369 persen YoY.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari strategi Perseroan. Salah satunya, kontrol ketat atas harga beli bahan baku dan harga jual barang untuk memastikan seluruh persediaan yang dijual, menghasilkan marjin yang baik,” kata Argo.
Argo juga menggarisbawahi komitmen perusahaan menjaga dan mengoptimalkan performa finansial di aspek lain. Salah satunya struktur kapital, seperti perbaikan rasio debt to equity per triwulan III 2021 menjadi 0,46 kali dari sebelumnya 0,51 kali, perbaikan interest coverage yang sejalan dengan peningkatan EBITDA, dan penurunan hutangbersih (net debt).
Sementara untuk performa operasional, hingga triwulan III 2021, GGRP memproduksi baja curah (crude steel) 430 ribu ton atau meningkat 27,7 persen di periode yang sama tahun lalu. Perusahaan juga mencatatkan penurunan volume produksi dan volume penjualan 12,7 persen dan 26,2 persen.
Selain performa keuangan dan operasional, jajaran direksi juga menjelaskan hal-hal lainnya Seperti napak tilas perseroan, tesispertumbuhan serta rencana investasi perseroan, termasuk perkembangan strategi bisnis dan inisiatif ESG. Termasuk produk-produk GGRP yang telah tersertifikasi,baik secara lolal maupun internasional, serta komitmen terus memenuhi kebutuhan pasar.
Sementara Harianto menjelaskan progress transformasi digital perseroan. Antara lain berupa implementasi sistem ERP SAP serta penandatanganan kerjasama dengan HRcloud basedsoftware, Darwin box. “Selain itu, GGRP jug aterus berkontribusi pada komunitas sekitar, melalui program GRP Peduli,” katanya.
Harianto juga memaparkan beberapa tesis pertumbuhan dan rencana investasi. Pada 2022, ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,9 persen oleh IMF, yang melampaui pertumbuhan ekonomi dunia 4,9 persen. GRP percaya, peningkatan ekonomi akan disokong rencana pengeluaran pemerintah dan anggaran infrastrukur yang terus bertumbuh, serta katalis berupa proyek pemindahan ibukota Negara ke Kalimantan.
“Perseroan juga optimistis akan prospek industri baja domestic yang diakibatkan pembatasan produksi baja Tiongkok danpeningkatan harga energi dunia. Kami melihathalini sebagai peluang menjadi pemain baja ekspor,” ujarnya.
Sedangkan Fedaus menjelaskan, Perseroan berkomitmen terhadap inisiatif hijau atau ESG dan mendukung pemerintah dalamTujuan Perkembangan Berkelanjutan. Dalam hal ini, GGRP menjadi perusahaan baja pertama di Indonesia yang membeli karbon kredit berkualitas melalui Climate Impact X.
Sementara, Biplab Kumar Dutta mengatakan, GGRP menggunakan empat kerangka basis aksi dalam menjalankan strategi hijau dan dekarbonisasi. Yaitu, melalui optimalisasi operasi inti, gerakan reduce and recycle, akselerasi pengurangan karbon, serta kerjasama berkelanjutan.. (*)