TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan akan adanya potensi peningkatan intensitas cuaca ekstrem.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan peningkatan intensitas cuaca ekstrim akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. “Peningkatan ini diprediksi oleh BMKG akan terjadi dari Desember kemudian Januari hingga Februari 2022,” kata dia dalam konferensi pers daring pada Rabu, 8 Desember 2021.
Dwikorita menuturkan lonjakan intensitas cuaca ekstrim terjadi akibat berbagai fenomena alam yang terjadi seperti fenomena La Nina dan Monsun Asia. Fenomena ini berpotensi akan meningkatkan curah hujan yang akan berlangsung selama musim penghujan ini.
“Hal ini diperparah adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin yang aktif di laut cina selatan yang memberikan dampak signifikan pada peningkatan tinggi gelombang dapat mencapai 4-6 meter di perairan Natuna," kata Dwikorita.
Selain disebabkan pergerakan angin dan tinggi gelombang, Dwikorita mengatakan peningkatan intensitas cuaca juga terjadi karena berlangsungnya fase bulan baru dan kondisi jarak terdekat antara bulan dengan bumi. Akibatnya, Gravitasi bulan terhadap permukaan air menjadi meningkat. “Hal ini akan menyebabkan tingginya pasang air laut,” kata dia.
BMKG juga memperingatkan sejumlah daerah pesisir pantai yang berpotensi mengalami banjir rob akibat peningkatan intensitas cuaca ekstrem ini. Sejumlah daerah yang diperingatkan adalah Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, sebagian wilayah di Pulau Sumatra, dan beberapa wilayah di Indonesia bagian timur. “total ada 19 daerah yang berpotensi terdampak banjir rob terutama daerah pesisir pantai,” katanya.
Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
MIRZA