TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menegaskan keputusan untuk maju meramaikan bursa calon Ketua Umum PBNU tak berkaitan dengan Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024. Ia mengaku tak tertarik masuk ke pemerintahan.
"Nggak ada obsesi seperti itu, tidak ada. Karena saya bukan bidangnya sebagai pejabat politik," kata Said Aqil usai menegaskan kesiapan maju lagi menjadi Caketum PBNU di Jakarta Pusat, Rabu, 8 Desember 2021.
Said mengatakan dalam rekam jejaknya belum pernah menjadi pejabat publik. Baik itu menjadi menteri maupun menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Oleh karena itu, ia mengatakan tidak ada obsesi untuk maju di Pilpres 2024.
Ia pun mengatakan tak memikirkan Pilpres 2024. "Tidak ada sama sekali. Tidak ada," kata Said Aqil.
Tercatat ada pimpinan PBNU beberapa kali ikut dalam pemilihan presiden. Ketua Umum PBNU periode 1984-1999, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, tercatat menjadi presiden keempat Indonesia pada 1999-2001. Selain itu, Ketua Umum PBNU periode 1999-2010, Hasyim Muzadi, juga pernah maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2004.
Terakhir, ada nama Rais Aam PBNU periode 2015-2020, Ma'ruf Amin, yang akhirnya terpilih menjadi wakil presiden dalam Pilpres 2019 bersama Presiden Jokowi. Ma'ruf Amin kemudian melepas jabatan Rais Aam pada 2018.
Baca juga: Cyrus Jelaskan Prabowo, Anies, dan Ganjar Punya Dukungan Besar Maju Capres 2024