TEMPO.CO, Jakarta - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hingga kini masih saling melobi dan berdiskusi mengenai jadwal muktamar organisasi Islam besar itu. Jadwal Muktamar NU seharusnya adalah pada akhir Desember ini berdasarkan hasil musyawarah nasional. Namun, karena pemerintah akan membatasi mobilitas menjelang libur Natal dan tahun baru, sebagian nama penting di NU meminta jadwal muktamar dipercepat. Sebagian lain meminta ditunda hingga bulan depan.
Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Aceh, Faisal Ali, mengatakan tak ingin mengikuti perpecahan itu. Ia akan mengikuti keputusan akhir pengurus besar NU mengenai jadwal muktamar. “Jadi kami menunggu. Pengurus besar silakan memutuskan dengan baik dan bijaksana,” kata Faisal kepada Tempo, Senin, 6 Desember 2021.
Menurut Faisal, perbedaan pendapat yang ada saat ini adalah hal biasa dalam organisasi. Namun, ia meminta keputusan akhir mengenai tanggal muktamar dilakukan segera agar polemik berakhir dan pengurus NU di daerah bisa menyiapkan materi menjelang rapat besar itu.
PWNU Aceh belum menerima undangan apapun mengenai muktamar—termasuk mengenai konferensi besar yang diklaim akan digelar di Jakarta besok. “Kami baru mengakui undangan, apapun itu, kalau sudah diteken empat nama besar di NU mulai dari ketua umum dan sekretaris, Rais Aam, dan Katib Aam,” kata Faisal.
Sebelumnya, Rais Aam PBNU Miftahul Achyar mengatakan konferensi besar PWNU akan digelar besok. Konferensi ini untuk memutuskan kapan muktamar dilaksanakan karena pengurus pusat juga memiliki suara berbeda. Aturan organisasi menyebut konferensi besar sah jika dihadiri dua per tiga pengurus wilayah. Nah, Faisal mengaku belum mendapat undangan ini dan tidak mengirimkan surat pernyataan apapun mengenai konferensi besar kepada Rais Aam.
Baca Juga:
Ketua Tanfidziyah PWNU Sumatera Barat, Ganefri, juga berpendapat serupa. Ia menyebut belum mendapat undangan resmi mengenai muktamar atau konferensi besar. “Kami mengikuti keputusan resmi pengurus pusat, apapun itu,” kata dia.
Adapun PWNU Sumatera Selatan mengatakan muktamar sebaiknya dilakukan sesuai jadwal yang telah ditetapkan dalam musyawarah nasional—yakni pada bulan Desember. Ketua NU Sumatera Selatan, Amiruddin Nahrawi, mengatakan muktamar sesuai jadwal penting demi menghindari kekosongan kepemimpinan dalam organisasi tersebut. “Sedangkan dinamika NU sangat beragam sehingga sangat butuh kepempimpinan yang bisa solid,” kata Amiruddin.
INDRI MAULIDAR