TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pengurus wilayah Nahdlatul Ulama telah mengirimkan surat kepada Rais Aam PBNU Mifyatul Achyar. Surat itu berisi permintaan agar konferensi besar segera dilaksanakan demi memutuskan jadwal muktamar.
Rais Aam PBNU Miftahul Achyar mengatakan sudah 22 dari 32 pengurus wilayah NU yang telah mengirimkan surat tersebut. Artinya telah ada suara mayoritas.
“Dan saya sudah mengajak ketua umum untuk memenuhi permintaan itu, tapi tidak ditanggapi,” kata Miftach dalam keterangannya, Senin, 6 Desember 2021.
Menurut Miftach, konferensi besar itu akan dilaksanakan Selasa besok di Jakarta. Ia menjelaskan, dalam keadaan tidak jelas kapan muktamar akan dilaksanakan, sementara pengurus pusat juga memiliki suara berbeda, suara pengurus wilayah harus didengarkan. Hal ini tertera dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga NU yang menyebut dua pertiga PWNU se-Indonesia bisa mengusulkan digelarnya Konferensi Besar NU untuk memutuskan isu strategis organisasi, termasuk juga memutuskan kapan Muktamar.
Muktamar Nahdlatul Ulama menjadi pangkal terbelahnya suara pengurus pusat salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ini. Kisruh bermula pada pertengahan November lalu ketika Sekretaris Jenderal NU Helmy Faishal Zaini menyebut muktamar untuk memilih ketua baru akan dilaksanakan pada akhir Januari atau bertepatan dengan hari ulang tahun NU. Pernyataan ini berbeda dengan keputusan musyawarah nasional NU pada September lalu yang menyebut muktamar digelar pada akhir Desember.
Beberapa kali rapat yang dilaksanakan pengurus besar NU menemui jalan buntu karena sebagian pejabat organisasi tak hadir. Terakhir, Rais Aam PBNU—pimpinan tertinggi NU—memutuskan muktamar akan digelar pada 17 Desember 2021. Alasannya, pada 24 Desember hingga Januari 2021 akan dilaksanakan PPKM level III di beberapa kota besar di Indonesia demi mencegah merebaknya Covid-19 saat libur Natal dan tahun baru.
Pernyataan Miftach ini juga didukung puluhan PWNU yang datang ke kantor NU.
Kepengurusan PBNU di bawah Said Aqil Siradj akan berakhir pada 25 Desember sehingga strategi jadwal muktamar penting agar tak ada kekosongan kepemimpinan. Sejauh ini baru dua nama masuk bursa ketua umum PBNU, yakni inkumben Said Aqil Siradj dan Yahya Cholil Staquf yang merupakan Katib Aam NU saat ini, alias pengurus manajemen organisasi.