TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana menjelang akhir tahun 2021.
“BNPB menyampaikan himbauan kepada Pemerintah Daerah di 34 Provinsi, 512 kabupaten/kota, bahwa sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan meskipun kondisinya saat ini mungkin ada beberapa kabupaten/kota yang belum atau tidak terkena bencana hidrometeorologi,” kata Abdul Muhari dalam konferensi pers, Jumat, 3 Desember 2021.
Bencana hidrometeorologi mencakup banjir, banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem, kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan. Menurut Abdul Muhari, bukan tidak mungkin bencana tersebut bisa datang.
Jika pernah terjadi di masa lalu, maka bisa terjadi lagi di masa depan. Kalau tidak pernah terjadi di masa lalu, belum tentu tidak akan terjadi di masa depan. Jadi, menurutnya penting bagi pemda untuk meningkatkan kesiapsigaan secara berjenjang dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan.
Sedangkan, untuk masyarakat, Abdul menyampaikan yang terpenting adalah mengetahui waktu untuk evakuasi. “Karena ketika bicara bencana hidrometeorologi, yaitu ketika hujan deras apalagi tengah malam akan membuat istirahat (masyarakat) lebih nyenyak, tapi ini membawa bencana sebenarnya,” kata Abdul. Dia memberi contoh peristiwa hujan berintensitas sangat tinggi yang pernah terjadi dalam waktu singkat, yaitu 2 jam di Batu, Jawa Timur.
Abdul menilai upaya kesiapsiagaan yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan mengamati jika hujan terjadi secara terus menerus selama 1 jam. Jika tidak ada tanda akan berhenti, maka masyarakat perlu melihat objek pada jarak 30-50 meter dari rumah. Jika objek tidak terlihat, berarti intensitas hujan sangat tinggi.
Kemudian, jika hujan berlangsung lebih dari 1 jam, kemungkinan debit air di hulu sungai sudah sangat besar. Sehingga, dia menghimbau masyarakat di daerah lereng tebing dan lembah sepanjang sungai harus dievakuasi sementara.
Lalu ketika hujan sudah reda, menurutnya, masyarakat jangan langsung kembali ke tempat tinggalnya. Melainkan harus menunggu selama 1-2 jam. Sebab, ia menjelaskan biasanya banjir, banjir bandang, dan longsor tidak terjadi pada saat hujan namun beberapa saat setelah hujan berhenti. Maka, masyarakat harus memastikan selama 1-2 jam tidak ada bencana yang terjadi lagi dan kemudian baru dapat kembali ke rumah.
BNPB mencatat, selama 1-30 November 2021 telah terjadi 424 kejadian bencana yang menyebabkan 35 orang meninggal dan hilang serta 62 orang mengalami luka-luka. Secara kumulatif lebih dari 672.736 orang menderita dan mengungsi.
Masih dari catatan BNPB, bencana juga telah mengakibatkan 1.124 rumah mengalami kerusakan. Kejadian bencana didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Cuaca ekstrem merupakan kejadian bencana yang dominan terjadi pada November 2021. Korban meninggal disebabkan oleh banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem. Sedangkan, kerusakan rumah banyak disebabkan oleh banjir.
Baca juga: Peringatan BMKG di Libur Natal dan Tahun Baru: Waspada Bencana Hidrometeorologi
JESSICA ESTER