Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

BNPB Minta Pemda dan Warga Siap Siaga Bencana di Akhir Tahun

Reporter

image-gnews
Personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengikuti Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan Tingkat Provinsi DKI Jakarta, di Silang Selatan Monas, Jakarta, Rabu, 13 Oktober 2021. Apel gabungan tersebut diikuti oleh 1.458 peserta yang terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD DKI Jakarta, unsur Pemprov DKI, dan relawan tanggap bencana. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Personil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengikuti Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan Tingkat Provinsi DKI Jakarta, di Silang Selatan Monas, Jakarta, Rabu, 13 Oktober 2021. Apel gabungan tersebut diikuti oleh 1.458 peserta yang terdiri dari unsur TNI, Polri, BPBD DKI Jakarta, unsur Pemprov DKI, dan relawan tanggap bencana. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana menjelang akhir tahun 2021.

“BNPB menyampaikan himbauan kepada Pemerintah Daerah di 34 Provinsi, 512 kabupaten/kota, bahwa sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan meskipun kondisinya saat ini mungkin ada beberapa kabupaten/kota yang belum atau tidak terkena bencana hidrometeorologi,” kata Abdul Muhari dalam konferensi pers, Jumat, 3 Desember 2021.

Bencana hidrometeorologi mencakup banjir, banjir bandang, longsor, cuaca ekstrem, kekeringan, serta kebakaran hutan dan lahan. Menurut Abdul Muhari, bukan tidak mungkin bencana tersebut bisa datang.

Jika pernah terjadi di masa lalu, maka bisa terjadi lagi di masa depan. Kalau tidak pernah terjadi di masa lalu, belum tentu tidak akan terjadi di masa depan. Jadi, menurutnya penting bagi pemda untuk meningkatkan kesiapsigaan secara berjenjang dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan dan kelurahan. 

Sedangkan, untuk masyarakat, Abdul menyampaikan yang terpenting adalah mengetahui waktu untuk evakuasi. “Karena ketika bicara bencana hidrometeorologi, yaitu ketika hujan deras apalagi tengah malam akan membuat istirahat (masyarakat) lebih nyenyak, tapi ini membawa bencana sebenarnya,” kata Abdul. Dia memberi contoh peristiwa hujan berintensitas sangat tinggi yang pernah terjadi dalam waktu singkat, yaitu 2 jam di Batu, Jawa Timur.

Abdul menilai upaya kesiapsiagaan yang bisa dilakukan masyarakat adalah dengan mengamati jika hujan terjadi secara terus menerus selama 1 jam. Jika tidak ada tanda akan berhenti, maka masyarakat perlu melihat objek pada jarak 30-50 meter dari rumah. Jika objek tidak terlihat, berarti intensitas hujan sangat tinggi. 

Kemudian, jika hujan berlangsung lebih dari 1 jam, kemungkinan debit air di hulu sungai sudah sangat besar. Sehingga, dia menghimbau masyarakat di daerah lereng tebing dan lembah sepanjang sungai harus dievakuasi sementara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu ketika hujan sudah reda, menurutnya, masyarakat jangan langsung kembali ke tempat tinggalnya. Melainkan harus menunggu selama 1-2 jam. Sebab, ia menjelaskan biasanya banjir, banjir bandang, dan longsor tidak terjadi pada saat hujan namun beberapa saat setelah hujan berhenti. Maka, masyarakat harus memastikan selama 1-2 jam tidak ada bencana yang terjadi lagi dan kemudian baru dapat kembali ke rumah. 

BNPB mencatat, selama 1-30 November 2021 telah terjadi 424 kejadian bencana yang menyebabkan 35 orang meninggal dan hilang serta 62 orang mengalami luka-luka. Secara kumulatif lebih dari 672.736 orang menderita dan mengungsi.

Masih dari catatan BNPB, bencana juga telah mengakibatkan 1.124 rumah mengalami kerusakan. Kejadian bencana didominasi oleh bencana hidrometeorologi. Cuaca ekstrem merupakan kejadian bencana yang dominan terjadi pada November 2021. Korban meninggal disebabkan oleh banjir, tanah longsor dan cuaca ekstrem. Sedangkan, kerusakan rumah banyak disebabkan oleh banjir.

Baca juga: Peringatan BMKG di Libur Natal dan Tahun Baru: Waspada Bencana Hidrometeorologi 

JESSICA ESTER

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

5 jam lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.


Status Gunung Ruang Turun, Warga Dilarang Memasuki Kampung Pumpente dan Laingpatehi

8 jam lalu

Personel Basarnas (Badan SAR Nasional) mengamati gunung Ruang dari dermaga pelabuhan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro (Siau, Tagulandang, Biaro), Sulawesi Utara, Kamis 18 April 2024. Data dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menyebutkan dalam kurun waktu 24 jam terakhir sudah terjadi lima kali erupsi dengan ketinggian 1.800 meter hingga 3.000 meter dari puncak Gunung Ruang yang menimbulkan suara gemuruh, gempa, dan kilatan petir vulkanik. ANTARA FOTO/HO-Basarnas
Status Gunung Ruang Turun, Warga Dilarang Memasuki Kampung Pumpente dan Laingpatehi

Kampung Pumpente dan Laingpatehi masuk dalam radius kawasan rawan bencana di kaki Gunung Ruang.


Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

8 jam lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Ratusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam

Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.


BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

10 jam lalu

Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan sebaran dan dampak banjir Kalimantan dalam Disaster Briefing daring di Jakarta, Senin 12 September 2022. (Antara/Devi Nindy)
BNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu

BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.


Ma'ruf Amin Sebut Penurunan Risiko Bencana Sepatutnya Jadi Indikator Kepala Daerah

1 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyalami anak dari pegawai Setwapres saat menggelar halal bihalal di Istana Wapres, Jakarta Pusat, Rabu 17 April 2024. Halal bihalal bersama pejabat berserta pegawai Sekretarat Wakil Presiden (Setwapres) dan awak media  itu sebagai momentum untuk mempererat silaturahmi di lingkungan Setwapres. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Ma'ruf Amin Sebut Penurunan Risiko Bencana Sepatutnya Jadi Indikator Kepala Daerah

Wapres Ma'ruf Amin meminta dalam penanggulangan bencana berbagai tindakan preventif penyelamatan dan rehabilitasi harus dieksekusi secara sinergi.


Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

1 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin, 10 April 2023. Prasetyo diperiksa sebagai saksi dalam tindak pidana korupsi terkait pengadaan tanah di kelurahan Pulo Gebang Kecamatan Cakung Jakarta Timur, tahun 2018-2019. TEMPO/Imam Sukamto
Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.


BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

1 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
BNPB: Banjir Tiga dari Lima Kecamatan di Musi Rawas Utara Surut

Sebelumnya banjir merendam lima daerah di Kabupaten Musi Rawas Utara sejak 16 April lalu.


Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

2 hari lalu

Basarnas cari korban tenggelam banjir bandang Muratara, Musi, Sumatera Selatan. (ANTARA/ HO- Basarnas Palembang)
Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.


Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

2 hari lalu

Upaya evakuasi dan penyelamatan korban banjir di Musirawas Utara, Sumatra Selatan. Foto Dokumentasi Basarnas Palembang
Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.


Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

3 hari lalu

Momen saat kereta melewati kucuran air akibat banjir di stasiun kereta bawah tanah di New York, AS, 1 September 2021. Banjir langsung melumpuhkan stasiun jaringan kereta bawah tanah karena air mengalir masuk hingga membanjiri stasiun. Twitter
Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.