TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyarankan pemerintah mulai bersiap menghadapi varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron. Menurut Dicky, masuknya varian Omicron di Indonesia, hanya menunggu waktu.
"Sekarang sudah 26 negara terdeteksi varian itu. Termasuk Singapura dan Malaysia yang menjadi negara terdekat dengan Indonesia," kata Dicky, Jumat, 3 Desember 2021. "Sebenarnya masuknya varian ini ke Indonesia tinggal menunggu waktu. Bahkan bisa saja di Indonesia sudah ada."
Dicky menjelaskan negeri Jiran telah lebih awal mendeteksi adanya Omicron karena mereka mempunyai surveilans genomik yang jauh lebih baik dari Indonesia. Ia berharap masyarakat tidak panik saat varian baru itu nanti ditemukan di Indonesia. Apalagi Indonesia ini bukan negara tertutup sehingga potensi masuknya varian baru itu sangat tinggi.
"Jangan kaget kalau satu dua hari ke depan ada temuan Omicron. Tapi saya berharap saat ditemukan nanti berada di tempat karantina, buka di tengah masyarakat," ujarnya.
Saat varian itu telah ditemukan di komunitas, Dicky juga mengingatkan masyarakat tidak perlu panik. Saat virus itu ditemukan, kata dia, pemerintah harus sigap dalam menyiapkan petugas surveilans atau pelacakan. Bahkan pemerintah juga diharapkan bertindak cepat dengan memeriksa warga negara asing atau Indonesia yang baru datang dalam tiga pekan terakhir.
Pemerintah, kata dia, bisa melakukan kembali pemeriksaan kepada mereka yang baru datang dari luar negeri, terutama dari wilayah Afrika. "Lima persen dari orang yang kontak dengan warga yang baru pulang dari luar negeri juga harus dicari dan dites whole genome sequencing. Atau rapid tes antigen untuk tahap awalnya," ujarnya.
IMAM HAMDI
Baca: Jokowi Ingatkan Ancaman Gelombang Keempat Akibat Varian Omicron