TEMPO.CO, Jakarta - Konsorsium Pembaruan Agraria mengalami upaya sabotase ketika sedang menggelar diskusi soal kasus mafia tanah di Ogan Komering Ilir secara daring melalui Zoom, pada Jumat, 3 Desember 2021.
“Di tengah kami berdiskusi tiba-tiba ada beberapa akun yang tidak kami kenali itu masuk ke Zoom dan langsung memutar lagu, membuat bising, juga memutar video berkonten pornografi,” kata Kepala Divisi Advokasi KPA Roni Septian Maulana kepada Tempo.
KPA sebelumnya menjadwalkan agenda diskusi bersama korban mafia tanah dari Ogan Komering Ilir (OKI). Diskusi bertemakan Jaringan Mafia Tanah dalam Konflik Agraria itu digelar pada pukul 14.00 WIB.
Di tengah diskusi berjalan, Roni menceritakan ada akun yang memunculkan suara. Kemudian profil akun tersebut memunculkan konten pornografi. Admin diskusi KPA berupaya membisukan akun tersebut, namun tidak bisa.
Upaya sabotase ini, menurut Roni, bukan sekali terjadi. Pada diskusi bersama petani dari Desa Simalingkar, Sumatera Utara, upaya serupa juga dialami KPA.
Roni menduga, upaya sabotase ini dilakukan oleh pihak yang tidak senang dengan perjuangan para petani. Sebab, yang terlibat dalam jaringan mafia tanah ini cukup kompleks, seperti dari desa, pemerintah daerah, Badan Pertanahan Nasional. “Bahkan saat ini situasi di lapangan, masyarakat diintimidasi dan direpresi polisi. Tapi siapa yang melakukan kami belum memiliki informasi yang cukup untuk mengkonfirmasi itu,” ujarnya.
Untuk mencegah hal ini berulang, Roni mengatakan akan melakukan langkah advokasi ke Kementerian Komunikasi dan Informatika dan kepolisian.
“Karena ini kan bagian dari pelanggaran hak asasi berekspresi dan mengutarakan pendapat di muka umum. Itu akan kami tempuh ke pihak terkait agar jangan sampai agenda yang menjadi hal biasa di republik lantas diintervensi,” kata dia.
FRISKI RIANA
Baca: Kasus Nirina Zubir, Menteri Agraria: Jangan Percayakan Sertipikat ke Orang Lain