TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Nurul Ghufron buka suara mengenai penyebab hartanya meningkat. Dia mengatakan hartanya yang kebanyakan tanah dan bangunan itu dibeli dari lelang.
“Aset saya kebanyakan properti tanah dan bangunan yang saya beli dari lelang negara,” kata Ghufron lewat pesan teks, Kamis, 2 Desember 2021.
Dia mengatakan biasanya mengikuti lelang tahap ke 3 ketika harganya sudah lebih murah dari harga penawaran awal. Dia mengatakan properti itu selanjutnya direnovasi untuk dijual kembali atau kos-kosan.
“Kadang saya jual kembali setelah direnovasi atau kadang saya renovasi untuk jadi usaha kos-kosan,” kata Ghufron.
Ghufron mengatakan di Jember punya 3 kosan dengan 70 kamar. Di masa pandemi Covid-19, kata dia, pendapatan dari penyewaan kamar itu relatif turun. “Tetapi dalam LHKPN saya laporkan bukan saja sebagai harga pasar, namun saya laporkan sebagai rumah kos yang nilainya bisa menjadi dua kali lipat dari harga beli, sehingga kenaikan LHKPN tersebut karena penyesuaian nilai harta tersebut,” kata dia.
Sebelumnya, mantan juru bicara KPK Febri Diansyah menyoroti kenaikan harta kekayaan Ghufron. Dia mengatakan Wakil Ketua KPK itu perlu menjelaskan asal-usul kenaikan hartanya itu. “Sebagai bagian dari pencegahan korupsi, ada baiknya pimpinan KPK jadi contoh keterbukaan tentang asal-usul kekayaannya berasal dari penghasilan sah,” kata Febri lewat akun Twitternya, Kamis, 2 November 2021.
Febri mengatakan kenaikan kekayaan bisa terjadi karena nilai aset yang naik atau penambahan jumlah aset. Dia mengatakan pimpinan KPK bisa jadi contoh untuk mendorong transparansi pejabat publik. “Hal itu tentu bisa dijelaskan dengan mudah,” kata dia.
Dalam LHKPN yang dilihat dari website KPK, Nurul Ghufron terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 2020. Dalam dokumen itu, ghufron memiliki 13 properti yang tersebar di Jember dan Jakarta Selatan. Total nilai aset berupa properti itu mencapai Rp 11,08 miliar. Harta berupa properti mendominasi kekayaan Ghufron yang melaporkan total harta kekayaannya sebanyak Rp 13,4 miliar pada 2020.