TEMPO.CO, Jakarta - Partai Dakwah Rakyat Indonesia meminta polisi segera membuktikan adanya aliran dana ke organisasi mereka yang berasal dari jaringan Jamaah Islamiyah.
"Mereka melakukan tuduhan tanpa alasan. Silahkan mereka audit keuangan partai kami," kata Wakil Ketua Umum Partai Dakwah Masri Sitanggang, Kamis, 2 Desember 2021.
Detasemen Khusus Antiteror atau Densus 88 telah menangkap ketua umum Partai Dakwah Farid Ahmad Okbah di kawasan Bekasi pada 16 November lalu. Selain Farid, pada hari yang sama polisi juga meringkus anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Ahmad Zain An Najah dosen Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Anung Al Hamat.
Ketiganya disangka masuk jaringan teroris Jamaah Islamiyah. Bahkan Farid dan An Najah disebut salah satu pentolan organisasi terlarang itu dengan jabatan dewan syura Jamaah Islamiyah. Polisi menyebut Partai Dakwa menjadi wadah bagi anggota Jamaah Islamiyah.
Menurut Masri, semua tuduhan polisi tidak berlandaskan fakta. Jika polisi sudah mengetahui adanya anggota Jamaah Islamiyah di Partai Dakwah, kata Masri, seharusnya Korps Bhayangkara melakukan penangkapan bukan menggelindingkan isu liar itu.
"Kenapa selalu menyebut ada jaringan JI. Kalau benar sudah tahu tumpas saja Jamaah Islamiyahnya," ujarnya.
Masri mengatakan partainya siap membantu polisi dalam memerangi pemahaman radikal atau terorisme. Ia meminta polisi lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan sebelum bisa membuktikan.
Soal tuduhan adanya aliran dana misalnya. Sebaiknya polisi melakukan audit terlebih dahulu sebelum melempar isu tersebut. Selama ini, kata dia, Partai Dakwah mendapatkan aliran dana dari anggota internal.
"Kantor saja belum punya, ormas gak punya. Jadi bagaimana caranya mau dapat aliran dana dari Jamaah Islamiyah," ujarnya. "Kami persilahkan untuk diaudit."
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan polisi tengah menyelidiki dugaan adanya anggota Jamaah Islamiyah di partai yang dipimpin Farid Okbah. Polisi, kata dia, menemukan indikasi bahwa Partai Dakwah akan menjadi embrio organisasi terlarang itu untuk menampung anggota mereka. "Mereka mau masuk ke ranah politik nantinya melalui jalur dakwah. Partai itu sebagai embrionya," ujarnya.
Baca juga: BNPT Ungkap 2 Cara Jamaah Islamiyah Bertransformasi