Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yudi Latif Soroti Pendidikan Karakter, Minta Revisi Profil Pelajar Pancasila

Reporter

image-gnews
Yudi Latif. TEMPO/Adri Irianto
Yudi Latif. TEMPO/Adri Irianto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kenegaraan Yudi Latif menekankan urgensi pendidikan karakter di era kemajuan teknologi. Ia menilai di era digitalisasi segala sesuatu yang tidak bisa didigitalisasi justru semakin penting, seperti halnya karakter.

"Ibarat kita menanam pohon yang kokoh dan menjulang tinggi, akarnya harus kuat dulu. Dan akar itu adalah karakter. Sepintar apapun orang, kalau tidak punya karakter, maka ia nonsense," ujar Yudi.

Pernyataan itu disampaikan Yudi saat menjadi pembicara dalam program Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 3 yang digelar Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) bekerja sama dengan Paragon Technology and Innovation, Rabu, 1 Desember 2021.

Masalahnya, lanjut Yudi, pendidikan di Indonesia selama ini cenderung tidak menjadikan nilai sebagai basis utama pendidikan. "Seperti kata Ki Hajar Dewantara, pendidikan itu seringkali hanya terjebak menjadi pengajaran, hanya mengasah pengetahuan dan skill," ujarnya. Padahal hakikat pendidikan adalah bagaimana menjadi manusia seutuhnya. 

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi melalui Profil Pelajar Pancasila telah menjabarkan karakter peserta didik yang akan dibangun dalam enam ciri utama. Keenam ciri itu ialah beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia; berkebhinekaan global; bergotong-royong; mandiri; bernalar kritis; dan kreatif.

Yudi menilai Profil Pelajar Pancasila dari Kemendikbud itu kabur dari aspek nilai. Ia mengatakan karakter itu seharusnya diartikulasikan dalam bentuk evaluatif, bukan deskriptif. "Yang nyata di sana hanya sila ketuhanan, yang lainnya deskriptif dan tidak jelas," ujar mantan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.

Profil Pelajar Pancasila, menurut Yudi, mestinya menggabungkan karakter manusia seutuhnya menurut Pancasila dan karakter manusia sebagai pembelajar.

Yudi Latif mengusulkan revisi Profil Pelajar Pancasila menjadi lima ciri utama. Pertama, berketuhanan dengan semangat akhlak mulia. Kedua, cinta tanah air dengan semangat kosmopolitan (persaudaraan semesta).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menuturkan cinta tanah air sangat penting. Yudi beralasan pendidikan menjadi salah jika pikiran hanya soal digital teknologi 4.0 tanpa memiliki kemampuan melihat potensi yang dimiliki bangsa. "Tapi tentunya harus tetap disertai dengan semangat kosmopolitan, terhubung dengan perkembangan di tingkat dunia," ujar dia.

Ketiga, mandiri dengan semangat gotong-royong. Keempat, bernalar kritis-kreatif dengan semangat deliberatif (hikmat permusyawaratan). Kelima, berkompeten dengan semangat pelayanan dan keadilan.

Menurut Yudi, Indonesia harus mengembangkan pendidikan dengan wawasan sosial dan kebudayaan yang berakar pada nilai-nilai Pancasila.
Indikator keberhasilan pendidikan tidak hanya dilihat dari input dan outcome namun juga keberhasilan dalam meningkatkan kualitas hidup secara nyata dalam masyarakat.

Yudi Latif mengatakan pendidikan harus memberikan kapabilitas agar manusia dapat melampaui jangkauan teknologi dan data dengan memberikan wawasan kemanusiaan dan kebijaksanaan. "Peserta didik harus menguasai cara kerja baru dengan kemampuan untuk mendekap teknologi, bukan membuat diri jadi mesin," tuturnya.

Baca juga: Asa Relawan Pendidikan Tingkatkan Literasi di Desa Terpencil

DEWI NURITA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

1 hari lalu

Direktur ID FOOD Bernadetta Raras saat menjadi pembicara di Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Workshop on Promoting Women Economic Empowermen Across Agri-Food Chain di Hanoi, Vietnam, 16 April 2024. (ID FOOD)
Di Forum APEC, ID FOOD Ungkap Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pangan Melalui Digitalisasi

APEC Workshop ini diikuti oleh para delegasi negara di kawasan Asia Pacifik.


Siap-siap PPDB Online 2024-2025 Segera Dimulai, Begini Caranya

3 hari lalu

Orang tua murid berkonsultasi terkait pendaftaran online Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2021/2022 di Posko Pelayanan PPDB Jakarta Selatan, SMA Negeri 70 Bulungan, Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.  TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Siap-siap PPDB Online 2024-2025 Segera Dimulai, Begini Caranya

Berikut perkiraan tanggal pendaftaran PPDB Online 2024 akan dibuka untuk jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK, beserta alurnya.


Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

4 hari lalu

Ilustrasi kecerdasan buatan atau AI. Dok. Shutterstock
Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?


Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

4 hari lalu

Pedagang seragam sekolah menunggu calon pembeli di Pasar Jatinegara, Jakarta, Minggu, 5 Juli 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.


Kemendikbud akan Tindak Tegas Dekan Unas yang Dituding Catut Nama Dosen UMT

5 hari lalu

Dekan Universitas Nasional Kumba Digdowiseiso. Foto : UNAS
Kemendikbud akan Tindak Tegas Dekan Unas yang Dituding Catut Nama Dosen UMT

Kemendikbudristek saat ini sedang berkoordinasi untuk menyelidiki dugaan pencatutan nama dosen UMT oleh Dekan Unas Kumba Digdowiseiso.


Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

11 hari lalu

Siti Khodijah bersama anaknya, Lutviana Dwi Jannati yang menjadi peserta termuda yang lolos UNESA jalus SNBP 2024. Unesa.ac.id
Inilah Vivi, Mahasiswa Baru Termuda Unesa yang Lulus SNBP di Usia 16 Tahun

Begini kiat Vivi bisa lulus SNBP 2024 program studi Manajemen Informatika Unesa sebagai calon mahasiswa baru termuda.


Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

13 hari lalu

Ilustrasi guru madrsah. Foto : Kemendag
Pendaftaran PPG Prajabatan 2024 Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

PPG Prajabatan merupakan salah satu program prioritas Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk memenuhi kebutuhan guru.


Kemendikbudristek Sebut 87 Persen Sekolah Sudah Bentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

14 hari lalu

Ilustrasi Sekolah Tatap Muka atau Ilustrasi Belajar Tatap Muka. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Kemendikbudristek Sebut 87 Persen Sekolah Sudah Bentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan

Kemendikbudristek sudah menyiapkan petunjuk teknis dan panduan untuk membantu mencegah kekerasan di sekolah.


2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

19 hari lalu

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
2 WNI Dapat Penghargaan Kepala Perwakilan di Luar Negeri Jepang

Lussy Novarida Ridwan mendapat penghargaan atas kontribusinya mempromosikan dan meningkatkan kualitas pendidikan bahasa Jepang


Komite Independen Publisher Rights Perlu Segera Dibentuk

20 hari lalu

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid. Foto : Runi/Man
Komite Independen Publisher Rights Perlu Segera Dibentuk

Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafid mengatakan, pembentukan Komite Independen dari Dewan Pers perlu di segerakan sebagai implementasi pelaksanaan publisher rights yang sudah diteken oleh Presiden Joko Widodo.