TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Teroris menyatakan Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri sedang menyelidiki dugaan adanya sejumlah anggota Jamaah Islamiyah di dalam Partai Dakwah Rakyat Indonesia, pimpinan Farid Ahmad Okbah. Direktur Pencegahan BNPT Ahmad Nurwakhid mengatakan Farid diduga menempatkan sejumlah kaki tangannya di partai yang dipimpinnya.
"Polisi nanti juga akan mengungkap secara khusus jaringan dan kaki tangan Farid yang masuk Jamaah Islamiyah di PDRI," kata Nurwakhid, Rabu, 1 Desember 2021. "Kemarin beberapa kaki tangan Farid juga sudah ditangkap di sejumlah daerah."
Penangkapan beberapa anggota Jamaah Islamiyah itu, kata Nurwakhid, ditangkap setelah polisi meringkus tiga pentolan organisasi terlarang itu, pada 16 November lalu. Mereka adalah Farid Okbah, anggota Komisi Fatwa MUI Ahmad Zain an-Najah, dan dosen Universitas Ibnu Khaldun Bogor, Anung Al-Hamat.
BNPT memastikan bahwa Farid mempunyai beberapa kaki tangan yang menjadi pengurus Partai Dakwah. Pembuatan partai oleh jaringan Jamaah Islamiyah, kata Nurwakhid, merupakan strategi tamkin yang mereka kembangkan. Strategi tamkin merupakan upaya penguasaan wilayah dengan cara masuk insitusi legal di pemerintahan dan masyarakat.
"Seperti mereka masuk MUI dan membuat partai. Itu merupakan transformasi mereka untuk terus berkembang lewat strategi tamkin," ucapnya.
Polisi, kata Nurwakhid, akan segera mengungkap jaringan Jamaah Islamiyah di Partai Dakwah, setelah penyidikan mereka selesai. "Pada waktunya bakal diungkap. Sekarang masih dalam proses pendalaman," ucapnya. "Tapi BNPT bisa memastikan bahwa kaki tangan dan jaringan JI ada di partai yang dipimpin Farid."
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan polisi tengah menyelidiki dugaan adanya anggota Jamaah Islamiyah di partai yang dipimpin Farid Okbah. Polisi, kata dia, menemukan indikasi bahwa Partai Dakwah akan menjadi embrio organisasi terlarang itu untuk menampung anggota mereka.
Partai Dakwah juga diduga bakal menjadi partai yang menjadi kendaraan politik mereka. "Mereka mau masuk ke ranah politik nantinya melalui jalur dakwah. Partai itu sebagai embrionya," ujar Dedi.
Wakil Ketua Umum Partai Dakwah Masri Sitanggang mengatakan tuduhan partainya terafiliasi dengan Jamaah Islamiyah merupakan fitnah. "Fitnah itu lebih besar atau kejam kejam daripada yang melakukan pembunuhan," kata Masri.
Partai Dakwah, kata dia, telah membentuk tim hukum untuk mencari keadilan. Dia menambahkan Partai Dakwah merupakan partai yang memiliki manifesto yang bisa dibaca publik. Manifesto Partai Dakwah, kata dia, bisa dibaca di situs partainya.
Masri meminta semua pihak yang menyatakan Partai Dakwah terafiliasi dengan Jaringan Islamiyah untuk meminta maaf. Partai Dakwah saat ini sedang mengurus perizinan untuk mendapatkan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, untuk menjadi partai resmi di Indonesia.
"Itu tuduhan yang keliru dan tidak memahami filosofi berdirinya Partai Dakwah Rakyat Indonesia dan kami menyesalkan tuduhan tersebut yang menyesatkan publik," ujar Masri.