INFO NASIONAL– SKKMigas Perwakilan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Wilayah Sumbagut menggelar Northern Sumatra Forum(NSF) 2021secara hybrid yang mengusung tema “SinergiKomunikasi Industri Hulu Migas Bersama Pemangku Kepentingan Menuju Target Produksi 1 Juta BOPD dan 12 BSCFD Gas di Tahun 2030"pada 23 - 25 November 2021 di Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Tujuan kegiatan ini untuk membangun komunikasi dan koordinasi serta meningkatkan sinergi hubungan antara SKK Migas – KKKS Wilayah Sumbagut dengan pemangku kepentingan di pusat dan daerah. Harapannya terbangun kesepahaman bersama terhadap beberapaperaturan dan kebijakan pemerintah serta pelaksanaa nkegiatan di sektor industri hulu migas, khususnya di wilayah regional Sumbagut.
Acara berlingkup regional ini merupakan salah satu pra-event dari 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (IOG 2021). Diharapkan, acara NSF dapat menjadi bahan masukan untuk 2nd International Convention tersebut. “Keselarasan komunikasi antara sektor hulu migas dengan pemerintah daerah menjadi kunci kelancaran operasional di lapangan,"ujar Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus.
Kegiataniniakanmenambah pemahaman dan wawasan masyarakat luas mengenai industri hulu migas melalui berbagai tema yang diangkat pada setiap sesinya. “Forum ini terkait dengan Pertanahan dan Perizinan, Komunikasi dan Media, PPM dan TJS dengan jumlah sesi: lima Plenary, 13 diskusi panel yang menghadirkan 70 pembicara tingkat regional maupun Nasional,"tutur Ketua Pelaksana NSF Yanin Kholison.
NSF juga akan memberikan penghargaan kepada GubernurAceh, Gubernur Sumatera Utara, Gubernur Sumatra Barat, Gubernur Riau, dan Gubernur Kepulauan Riau yang telahmemberikan kontribusi aktif dalam kelancaran operasional hulumigas di Wilayah Sumbagut.
Ada pula penghargaan untuk enam UMKM dan tujuh Local Heroes (Pahlawan Lokal) perwakilan dari masing - masing Wilayah KKKS. Salah satu Local Heroes yang dihadirkan melalui IG Live Tempo.co pada Rabu, 24 November, yakni Kepala Desa Belibak, Kepulauan Anambas Marzuki.Dia dinilai mampu membangun pariwisata di wilayahnya dan menggerakkan potensip erekonomian untuk warganya.
Sejak menjabat pada 2017, Marzuki, atau biasa dipanggil Pak Jenggot, menyadari potensi wisata di desanya. Ketika Medco E&P Natuna Ltd melalui Program TanggungJawab Perusahaan (CSR) mengutus tim dari Yayasan Umar Khayam, Pak Jenggot langsung mengutarakan niatnya untuk mengembangkan wisata di Desa Belibak agar mendatangkan wisatawan. Apalagi pada 2013 saluran TV berita CNN menobatkan Kepulauan Anambas sebagai kepulauan tropis terindah.
Setahun kemudian dengan menggunakan Dana Desa dan pendampingan dari Medco, Pak Jenggot mulai menyiapkan sejumlah infrastruktur di PulauPangeran sehingga wisatawan asing berdatangan melalui Batam dan Tanjung Pinang. Dia juga menyiapkan 12 warung yang dapat dimanfaatkan warga desa berjualan setiap akhir pekan di sekitar tempat wisata tersebut.
Tahun ini, Pak Jenggot mampu menggerakkan BUMDes sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif dan telah meraih penghasilan Rp 25 juta per bulan. Sebesar 65persen dari hasil usaha itu diberikan kepada pengelola.“Walau belum besar, warga dan pegawai BUMdes sudah merasakan hasil dari usaha, danbergotong royong membangun desa kami,” katanya.
Salah satu tantangan terberat, kata Pak Jenggot adalah transportasi menuju Pulau Pangeran. Sejak pandemi, jalur penerbangan terhenti. Beruntung, sekarang tersedia Kapal Ferry yang datang dari PulauBatam dan Pulau Tanjung Pinang.
Menurut perwakilan Medco E&P Natuna, transportasi menjadi tantangan terbesaruntuk mengembangkan Desa Belibak. Namun, publikasi melalui media sosial terus digencarkan agar wisatawan tetap mengunjungi Pulau Pangeran. “Agar mengangkat potensi wisata di suatu daerah, kitaperlu mengenali dahulu lokasinya, kondisinya, seperti apa. Setelah mengetahui potensinya, barulah berupaya dikenalkan kepada masyarakat luas,”ujarnya. (*)