INFO NASIONAL – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun memerlukan komitmen kebersamaan atau gotong royong seluruh elemen bangsa. Wakil Ketua MPR, Jazilul Fawaid, mencontohkan, ketika awal terjadi pandemi, pemerintah mengajukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).
”Kami yang di DPR saat itu memberikan dukungan penuh karena tahu betul bahwa pemerintah siapapun di dunia ini tidak bisa bertindak sendiri, tetapi harus bersama-sama. Alhamdulillah, sampai detik ini, komitmen kebersamaan dalam menangani pandemi ini, ya masyarakat, Pemerintah, DPR, media, polisi, tentara, siapapun, semua terlibat dalam satu visi yang sama, itu yang namanya gotong royong,” ujar Gus Jazil dalam dialog bertajuk ”Sambatan Melawan Pandemi” di Jakarta, Senin malam, 29 November 2021.
Dikatakan Gus Jazil, dalam menghadapi pandemi Covid-19, sesuai dengan konstitusi bahwa keselamatan warga adalah hukum tertinggi. Karena itu, negara harus menyelamatkan rakyat dan juga harus menyelamatkan negara.
Disisi lain, DPR dan berbagai elemen bangsa lainnya juga mengadakan berbagai kegiatan di luar tugas-tugas pokok untuk penanganan pandemi Covid-19. ”Kita juga memberikan perhatian kepada orang-orang yang terdampak pandemi bahwa melawan Covid-19 ini butuh komitmen yang kuat. Dalam bahasa Agama Islam namanya jihad. Karena pandemi ini sungguh luar biasa dampaknya jika waktu itu pemerintah dan kita semua salah mengambil kebijakan,” katanya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini, gotong royong tidak hanya bermakna sempit saling berbagi atau kerja bakti, tapi gotong royong adalah semua elemen bangsa harus satu visi dan satu pikiran bahwa pandemi harus diselesaikan bersama.
Gus Jazil mengajak masyarakat untuk terus optimistis serta tetap bersyukur dalam menghadapi pandemi berkepanjangan ini. Disisi lain, dirinya juga mengajak masyarakat agar terus mentaati imbauan pemerintah untuk menjaga protokol kesehatan (prokes) secara ketat.
”Meskipun kita ini terdiri dari berbagai agama dan golongan, kita punya satu ikatan komitmen dalam bingkai gotong royong. Nah optimisme ini harus kita syukuri supaya ada dimensi pertambahan, dimensi ketuhanan juga ada. Kita ingin ada keberkahan dari semua musibah yang kita alami. Sebab jika kita pesimistis dan bersikap negatif maka dampaknya juga akan negatif,” katanya.
Dirinya berharap masyarakat Indonesia untuk terus komitmen bergotong royong dengan cara menyukuri apa pun yang sudah dilakukan pemerintah dan semua aparat dan semua kelompok masyarakat. ”Semuanya itu kita harus syukuri sebagai komitmen kita untuk terus membangun Indonesia,” kata inisiator Serikat Rakyat Gotong Royong (SRGR) ini. (*)