TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut pemerintah belum mengetahui efek arian baru Covid-19 berjenis B.1.1.529 atau Omicron terhadap vaksin dan antibodi yang terbentuk dari infeksi alamiah.
Varian baru itu awalnya terdeteksi di Afrika Selatan dan kemudian ditemukan di sejumlah negara lain. Namun, dipastikan belum terdeteksi di Indonesia.
"Kami perkirakan, dengan kerja sama internasional yang baik, butuh 1-2 minggu ke depan untuk kita bisa memahami lebih baik bagaimana efek dari Varian Omicron ini terhadap vaksin dan antibodi yang terbentuk dari infeksi alamiah," ujar Luhut dalam konferensi pers daring, Ahad, 28 November 2021.
Varian baru Covid-19 tersebut disebut mengandung 50 mutasi yang dapat mempengaruhi kecepatan penularan dan kemampuan virus untuk menghindari antibodi yang dibentuk oleh vaksin atau pun antibodi yang dihasilkan secara natural akibat infeksi Covid-19 varian sebelumnya. Mencermati mutasi tersebut, pada 26 November 2021, WHO telah meningkatkan status varian baru tersebut menjadi variant of concern dan memberikan nama varian baru tersebut sebagai varian omicron.
Sampai dengan Ahad kemarin, ujar Luhut, 13 negara sudah mengumumkan bahwa mereka sudah mendeteksi (confirmed dan probable cases) varian omicron ini di negara mereka. Dimulai dari Afrika Selatan dan Botswana, Varian Omicron ini sudah ditemukan di sejumlah negara di antaranya; Jerman, Belgia, Inggris, Israel, Australia dan Hong Kong.
Oleh karena itu, langkah-langkah pengetatan perbatasan dan kedatangan dari luar negeri diambil pemerintah sebagai langkah waspada untuk mencegah atau menghambat Varian Omicron ini masuk ke Indonesia.
"Namun, saya ingin mengingatkan bahwa masyarakat tidak perlu panik dalam menyikapi Varian Omicron ini. Pemerintah telah mengambil langkah-langkah pengetatan kedatangan dari luar negeri dan akan meningkatkan aktivitas genome sequencing untuk mendeteksi varian ini," ujar Luhut.
Ia memastikan, perkembangan Covid-19 masih terkendali di Indonesia. "Jadi, media juga tidak perlu membuat berita-berita yang sepertinya sudah kayak perang dunia. Kita masih sangat terkendali kok, tapi kita tetap berhati-hati," ujar Luhut.