INFO NASIONAL - Banyak keajaiban yang tercipta dari perubahan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru. Salah satunya pengalaman dari Sonya Elly, guru fisika di SMA Negeri 2 Ambon, ketika memberi tugas kepada para siswanya untuk mempresentasikan satu topik pelajaran. Tugas ini tidak disampaikan di depan kelas, tetapi melalui saluran YouTube.
“Ajaib sekali, saat menonton presentasi itu, saya tidak saja melihat seorang siswa yang paham dengan materi yang mereka presentasikan, tetapi juga melihat sosok mereka di masa depan. Mereka berpotensi menjadi dokter, guru, atau presenter handal,” ujar Sonya dalam diskusi virtual Ngobrol@Tempo bertajuk ‘Perjuangan Guru Berbuah Bangga: Cerita, Cita, dan Harapan’ yang digelar untuk memperingati Hari Guru Nasional, Jumat, 26 November 2021.
Baca Juga:
Inovasi pembelajaran yang dilakukan Sonya, diperoleh saat mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak yang dilaksanakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Lewat inisiasi program pengembangan kompetensi guru tersebut, ia memperoleh berbagai kemampuan baru dan mengasah jiwa kepemimpinannya untuk bisa menjadi pemimpin di lingkungan pendidikan.
“Banyak hal berbeda yang saya dapatkan dengan ikut Program Guru Penggerak. Ini titik balik, saya seolah terlahir kembali menjadi guru yang berbeda. Saya harus membuat suasana belajar yang menyenangkan, menghormati perbedaan para siswa, serta menyampaikan materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik,” ujar Sonya.
Cerita sama juga disampaikan Kepala SD Negeri 02 Sadabumi, Cilacap, Jawa Tengah, Imam Arie Budiyanto, yang juga ikut Program Guru Pengerak angkatan pertama. Ia mengaku, tiga modul yang disuguhkan dalam program ini sangat bermanfaat baginya untuk menjalankan tugas, baik saat mengajar di kelas atau memimpin lingkungan sekolah.
Baca Juga:
“Pola pikir lama saya sebagai guru menjadi berubah. Kami, para peserta program, mendapat praktik pembelajaran yang berpihak kepada anak (siswa). Ada inovasi cara pembelajaran sehingga siswa nyaman di kelas. Guru dan siswa setara sehingga menghidupkan suasana di kelas,” kata Imam, yang baru beberapa waktu lalu dipercaya menjadi Kepala Sekolah.
Semangat menghadirkan cara belajar yang baik untuk peserta didik juga dibagikan narasumber lain, Ika Purwatiningsih, guru SD Negeri Gesing, Purwodadi, Jawa Tengah. Meski saat ini masih berstatus guru honorer, namun ia berupaya mengabaikan status itu ketika sedang berada di dalam kelas.
“Saya harus menjadi guru yang profesional, meskipun status saya guru honorer. Saya sadar yang di depan saya adalah tunas-tunas bangsa, calon-calon pemimpin bangsa. Dan mereka sepenuhnya berhak mendapatkan pembelajaran yang terbaik,” kata Ika yang telah mengabdi sejak tahun 2008. Ika berkesempatan mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dan telah dinyatakan lulus.
Cerita motivasi lain untuk menjadi sosok guru yang baik disampaikan Rizka Trian Palupy, Guru SMP Puri Artha, Karawang, Jawa Barat. Ia memilih profesi mulia ini untuk mewujudkan pesan ibunya untuk menjadi orang baik.
“Sosok orang baik ini, selain saya temui pada Ibu saya, saya temukan juga pada guru SD saya. Namanya Ibu Ayi, dia selalu mendukung saya, beliau tidak pernah marah, membuat suasana kelas menyenangkan dan beliau sekaligus pendongeng yang baik. Beliau juga membuat saya percaya dengan potensi yang saya miliki,” ujar Rizka, guru muda berusia 26 tahun.
Menurutnya, rasa bangga sekaligus haru ia rasakan ketika peserta didik merasa gembira di kelas, menyatakan mengerti dengan materi belajar yang dia sampaikan. “Rasanya, ya Allah, ternyata saya bisa bermanfaat bagi orang lain,” kata guru bidang studi IPA ini.
Pandemi Covid-19 diyakini tidak menyurutkan semangat juang para guru dalam berbagi ilmu kepada para siswanya. Meskipun saat situasi krisis ini, tekanan psikologis dan ekonomi adalah tantangan besar bagi guru.
Dalam berbagai kunjungan ke daerah, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim merasakan semangat luar biasa dari para guru di tengah situasi sulit untuk terus memulihkan dunia pendidikan. “Saat saya menginap di rumah Guru Penggerak di Yogyakarta, saat saya menginap bersama santri di pesantren di Jawa Timur, saya sama sekali tidak mendengar kata putus asa,” sebutnya pada Upacara Peringatan Hari Guru Nasional di Jakarta, Kamis, 25 November 2021.
Nadiem mengakui, ada beberapa hal yang perlu dibenahi dari sistem pendidikan nasional, seperti penyederhanaan kurikulum, peningkatan kompetensi pengajar, hingga kesejahteraan guru secara ekonomi. Ia berharap, para guru tetap menjaga semangat dan tidak Lelah berinovasi untuk kemajuan pendidikan.
“Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua guru se-Nusantara atas pengorbanan dan ketangguhannya. Merdeka Belajar ini sekarang milik Anda,” tutup Nadiem.(*)