TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bagian Ban Ops Densus 88 Anti Teror Mabes Polri, Komisaris Besar Aswin Siregar, mengatakan pendanaan menjadi kunci utama kegiatan kelompok teror Jamaah Islamiyah. Saat ini, ia mengatakan Densus 88 tengah mengusut berbagai sumber pendanaan kelompok tersebut.
"Pendanaan ini adalah nafas dan darahnya, hidup matinya kelompok teror. Ini memang bukan cuma di kita. Di seluruh dunia kelompok-kelompok ini berusaha mendapatkan sumber dana dari manapun. Sehingga aktivitas teroris itu tidak akan eksis kalau pendanaanya tak ada," kata Aswin dalam konferensi pers, Kamis, 25 November 2021.
Dulu, Aswin mengatakan sumber pendanaanya bisa dari dalam maupun luar negeri. Namun sejak sanksi PBB terhadap Al-Qaeda berlaku dan aset-aset kelompok teror itu dibekukan, sumber pendanaan dari dalam negeri menjadi yang utama.
"Dalam konteks kelompok Jamaah Islamiyah yang sekarang ini, ada banyak lembaga yang mereka buat untuk membuat fundraising. Ada yang BM ABA (Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf) yang kita tahu dan ada Syam Organizer," kata Aswin.
Dalam operasinya, ia mengatakan kelompok ini mengaburkan kegiatannya di mata publik sebagai kegiatan yang tidak melanggar aturan. Mulai dari lembaga pendidikan hingga pengiriman bantuan ke luar negeri, terutama ke Suriah, berupa pakaian dan makanan.
Lembaga-lembaga fund raiser ini disebut Aswin kemudian menyetorkan dananya ke bendahara pusat. Bendahara ini berada persis di bawah Amir (pemimpin) JI di Indonesia langsung. Selain kedua posisi itu, berdasarkan dokumen yang didapat Densus, juga terdapat Bidang Tahzis dan Bidang Dakwah.
"Di bawah bidang Tahzis itu ada BM ABA, di bawahnya bidang dakwah ada yayasan Syam Amal Abadi, yang nanti mendirikan lagi Syams Organizer," kata Aswin.
Kelompok ini juga memiliki lembaga yang diberi nama Yayasan Madinah. Bedanya, menurut Aswin lembaga ini bekerja lebih seperti steering committee.
"Jadi kalau pihak yang sana memerlukan kegiatan fundraising, maka pihak sebelah sini menyiapkan materi. Ini sudah rapi sekali," kata Aswin.
Hingga saat ini, Densus 88 telah menangkap 14 orang dari BM ABA dan 10 orang dari Syam Organizer. Aswin mengatakan Densus saat ini memang tengah bekerja mengejar sosok tertinggi dalam aksi teror. Bukan lagi pelaku lapangan langsung, tapi lebih ke pembuat strategi hingga ke pihak yang mengurus pendanaan.
Baca: Densus 88 Sebut Jamaah Islamiyah Bisa Kumpulkan Belasan Miliar dalam Setahun