INFO NASIONAL - Presiden Joko Widodo terus mengingatkan agar masyarakat jangan euforia dengan penurunan kasus Covid-19 yang secara konsisten terus terjadi. Tetapi tetap perlu menjaga penerapan protokol kesehatan (prokes) pada setiap mobilitas dan aktivitas masyarakat. Presiden menjelaskan, kunci untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 adalah dengan dua acara, yaitu percepatan vaksinasi dan penerapan prokes yang terus diperkuat.
Hal inilah yang juga menjadi fokus Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) dalam mendukung percepatan program vaksinasi. KPCPEN pun secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat luas untuk memberikan kesadaran dan pemahaman yang benar, tentang manfaat vaksinasi dan upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Salah satu kegiatan yang belum lama ini dilakukan oleh KPCPEN adalah diskusi daring ngobrol@tempo bertajuk “Percepatan Vaksinasi untuk Pembelajaran Tatap Muka Terbatas SMA/SMK di Riau” Jumat, 12 November 2021.
Diskusi selama dua jam yang dibuka oleh sambutan Gubernur Provinsi Riau Syamsuar, memberikan gambaran kasus Covid-19 di Riau yang menampakkan perbaikan. Grafiknya sudah melandai. “Perkembangan kasus Covid-19 di Provinsi Riau per tanggal 11 November 2021, kasus aktif 62 (0,05 persen), rawat di rumah sakit 14 (0,01 persen), dan isolasi mandiri 48 (0,04 persen),” ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir.
Adapun kasus konfirmasi Covid-19 tertinggi adalah golongan usia produktif 18-40 tahun sebesar 59.616 orang, usia 40-60 tahun sebesar 38.760 orang. “Sedangkan angka kematian berdasarkan golongan umur adalah 40-60 tahun sebesar 2020 orang, dan di atas usia 60 tahun 1661 orang,” kata Mimi, salah satu pembicara webinar.
Kabar baik ini juga didukung oleh paparan dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Zul Ikram, yang menyatakan sejak diberlakukannya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada 8 September 2021 di Provinsi Riau, tidak ditemui kasus terkonfirmasi Covid-19. Vaksinasi menjadi sebuah keharusan untuk mendukung pembelajaran tatap muka. “Data vaksinasi per 12 November 2021 untuk siswa SMA/SMK sudah mencapai 47 persen, guru 69 persen. Dengan data ini, pembelajaran tatap muka terbatas dengan kuota 50 persen satu kelas, bisa diusulkan menjadi 75 persen,” ujar Zul Ikrama.
“Vaksinasi adalah upaya nyata dari pemerintah untuk melindungi anak-anak di Provinsi Riau dan untuk meningkatkan imun tubuh supaya kebal. Agar anak terjamin divaksin, sebaiknya ada program vaksinasi di sekolah,” kata Haggilsyah Ifan, Ketua Forum Anak Riau (FAR) SMAN 1 Dumai.
Hagil tak menampik, jika masih ditemui keragu-raguan di kalangan orang tua di Riau untuk melakukan vaksinasi. Menurutnya, hoaks bahwa vaksinasi bisa berdampak ke paru-paru, menyebabkan alergi atau dimasukkan chip melalui suntikan, menjadi salah satu hambatan yang harus diluruskan.
Dokter Anton Tanjung, pembicara webinar lainnyaa menegaskan, vaksin akan merangsang tubuh membentuk antibodi untuk melawan virus. “Jadi vaksin bukan obat sebagaimana yang sering ditanyakan. Vaksin adalah pelindung,” katanya.
Dan perihal kabar yang tidak benar seputar vaksinasi seperti adanya chip dan sebagainya, “Sebaiknya tanyakan langsung kepada dokter, bukan mencari jawabannya di media sosial atau grup WhatsApp.” Dan jika ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) seperti nyeri, kemerahan, atau demam, tak usah panik. “Tenang, waspada, langsung ke rumah sakit terdekat,” ujar dokter Anton.
Menurut anton, pentingnya lansia divaksinasi karena anak-anak atau lingkungan butuh kekebalan kelompok (herd immunity). Jadi, jika semakin banyak orang yang sudah divaksinasi dan kita berada di lingkungan itu, risiko terpapar menjadi lebih kecil. Baik pelajar usia 12-17 tahun maupun lansia pun perlu divaksinasi, demi tercapainya kekebalan kelompok. Bisa #MulaiDariKamu.
Itu sebabnya vaksinasi bagi lansia di Provinsi Riau menjadi perhatian khusus. Seperti dijelaskan Mimi, para lansia acapkali merasa aman di rumah, tak perlu vaksinasi. Padahal, anggota keluarga lainnya yang berusia produktif dan punya mobilitas tinggi berpotensi menularkan virus Covid-19 pada orang-orang yang berada dalam satu rumah. “Ini kerja keras kami karena di (12 kabupaten/kota) Riau vaksinasi lansia belum ada yang mencapai 60 persen,” kata Mimi. (*)