TEMPO.CO, Jakarta - Kekerasan seksual yang dialami seorang mahasiswi di Universitas Riau beberapa waktu lalu, membuat Ritika terkenang peristiwa pada 2019 lalu. Ritika, bukan nama sebenarnya, pernah mengalami hal serupa saat ia mengambil Program Magister Ilmu Politik di Universitas Indonesia, di Depok, Jawa Barat.
"Saya paham penderitaan mahasiswa itu," kata Ritika lirih, kepada Majalah Tempo edisi Senin, 22 November 2021.
Dalam laporan Majalah Tempo, predator seks di kampus masih bisa ditemukan jejaknya. Bahkan di beberapa kampus besar, juga memiliki catatan kelam kasus pelecehan seksual. Dosen yang menjadi terduga pelaku, hingga saat ini juga masih mengajar.
Burhan Djabir Magenda misalnya, guru besar Etika dan Filsafat Ilmu Politik Universitas Indonesia. Ritika menyebut Burhan pernah merundungnya secara seksual di taksi online yang mereka tumpangi saat membahas ujian susulan pada akhir Desember 2019 lalu.
Berbekal cerita Ritika, Majalah Tempo menelusuri kemungkinan korban lain dari Burhan Magenda. Laporan lengkap temuan Tempo, dapat dibaca di Majalah Tempo edisi Senin, 22 November 2021.
Burhan Magenda sendiri membantah segala tuduhan pada dirinya. "Itu fitnah," kata dia. Ia menuduh balik bahwa ada upaya sistematis untuk menjatuhkan citranya. Ia bahkan menuding tuduhan perundungan seksual, dibuat oleh mahasiswa yang naksir dirinya namun ia tolak. "Silakan ke polisi seperti yang mahasiswa Riau itu," kata Burhan.
Baca berita lengkapnya di Majalah Tempo, Predator Seks di Kampus Kita.