TEMPO.CO, Jakarta - Petirtaan Jolotundo di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, konon memiliki kualitas air terbaik setelah air zam-zam. Tahukah Anda situs bersejarah ini?
Jolotundo merupakan kompleks candi yang diperkirakan dibangun pada 899 Saka atau 977 Masehi. Salah satu bangunannya adalah petirtaan atau kolam air.
Dilansir dari laman disparpora.mojokertokab.go.id, Ahad, 3 Januari 2021, Jolotundo terletak di lereng Gunung Penanggungan. Untuk mencapai objek wisata ini, Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi roda 2 maupun roda 4.
Petirtaan Jolotundo memiliki panjang 16,85 meter, lebar 13,52 meter, dan kedalaman 5,20 meter. Petirtaan ini terbuat dari batu andesit yang dipahat halus.
Debit air petirtaan Jolotundo tidak pernah berkurang meskipun musim kemarau. Kualitas airnya dipercaya salah satu yang terbaik di dunia dengan kandungan mineral yang tinggi.
Air Jolotundo dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit dan membuat peminumnya awet muda. Tak heran bila pengunjung Jolotundo kerap membawa botol atau jerigen supaya bisa membawa pulang air Jolotundo.
Dalam artikel ilmiah "Kajian Nilai pada Mitos dan Tradisi di Kawasan Candi Jolotundo" karya Lestari (2021), dijelaskan ada tiga jenis air yang keluar dari sumber air Jolotundo. Antara lain air minum, air bersih, dan air irigasi.
Air minum digunakan untuk minum masyarakat setempat dan dipercaya sebagai obat berbagai macam penyakit. Air bersih atau air suci digunakan untuk mandi supaha bersih hati, pikiran, perilaku, maupun kulitnya.
Sedangkan air irigasi digunakan untuk tanaman dan pertanian. Melihat fungsinya sedemikian rupa, tak heran masyarakat setempat sangat menjaga dan melestarikan Jolotundo beserta alam di sekitarnya.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Benarkah Petirtaan Jolotundo di Mojokerto Peninggalan Airlangga?