TEMPO.CO, Jakarta - Muhammadiyah yang kini berusia 109 tahun telah menaungi banyak perguruan tinggi di tanah air. Meski berbasis agama Islam, ternyata mahasiswa perguruan tinggi Muhammadiyah tak melulu dari kalangan Muslim. Bahkan Universitas Muhammadiyah Papua, Jayapura, mayoritas mahasiswanya bukan orang Islam.
Melansir dari laman muhammadiyah.or.id, sebanyak 90 persen mahasiswa Universitas Muhammadiyah Papua merupakan non-muslim putra asli Papua. Universitas ini memiliki total 1000 mahasiswa.
“Mahasiswa kami hampir 90 persen merupakan putra asli Papua sehingga ini merupakan hal yang patut dibanggakan dalam pluralisme yang ada,” kata Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Muhammadiyah Papua, Indah Sulistiani, Senin, 4 Mei 2021 lalu.
Bagi universitas yang baru diresmikan pada 2020 itu, fakta ini sejalan dengan gerakan Muhammadiyah yang digagas KH Ahmad Dahlan, yakni berkomitmen pada kemanusiaan universal tanpa diskriminasi. Komitmen seperti ini juga akan dijaga sebagai identitas inklusif Muhammadiyah.
Kendati mayoritas mahasiswanya bukan dari kalangan Islam, kata dia, Universitas Muhammadiyah Papua percaya tidak ada kendala yang berarti. Ini lantaran Universitas Muhammadiyah lain yang berada di Sorong, Papua Barat, juga mengakomodasi mayoritas masyarakat setempat yang non-muslim.
Ermelinda A Hale, biarawati lulusan Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, mengaku senang dan bersyukur karena meski berbeda agama, selama perkuliahan mereka tetap saling mendukung dan membantu. “Saya merasa senang dan bersyukur karena di dalam perkuliahan ini kami saling mendukung, membantu,” katanya.
Karena itu, menurut Indah, Universitas Muhammadiyah Papua akan lebih fokus pada tercapainya kualitas akademik dan penyaluran potensi mahasiswa. Selain itu, Universitas Muhammadiyah Papua juga akan meningkatkan kualitas proses pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat, juga aktivitas kemahasiswaan.
Bukan hanya bidang akademik, Universitas Muhammadiyah Papua juga berusaha mengakomodasi dan mengembangkan kearifan lokal agar kekuatan budaya setempat tetap lestari. “Kaitannya dengan kearifan lokal yang ada di Papua, hal tersebut menjadi salah satu faktor budaya yang dipertahankan,” kata Indah
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Menginjak 109 Tahun, Berapa Perguruan Tinggi yang Sudah Didirikan Muhammadiyah?