INFO NASIONAL – Ketua Bidang Perubahan Prilaku Satuan Tugas Covid-19, Sonny Harry B Harmadi, menyatakan kasus terkonfirmasi positif terus menurun. "Kita bersyukur sekali dalam beberapa hari terakhir kasusnya sudah dibawah 400 per hari," ujarnya dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk “Akhir Tahun Nyaman dengan Prokes Aman” pada Rabu, 17 Nopember 2021.
Angka ini jauh di bawah yang ditetapkan WHO yang menyatakan pandemi terkendali jika kasus sudah kurang dari 10 kasus per 1000.000 penduduk atau sekitar 2.700 kasus per hari. "Kalau kita perhatikan sejak tanggal 15 Oktober 2021 lalu, kasus terkonfirmasi sudah dibawah 1.000 orang," kata Sonny.
Namun ia mengingatkan semua pihak tetap memperhatikan protokol kesehatan (prokes), terlebih menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Pengalaman setiap libur panjang beresiko terjadi peningkatan kasus Covid-19 patut menjadi perhartian.
Berdasarkan indikator Google Mobility yang memantau pergerakan masyarakat di Jawa-Bali, saat ini menunjukkan mobilitas masyarakat mulai meningkat secara signifikan. "Kalau disertai penurunan kedisiplinan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin berakibat lonjakan kasus. Jangan sampai lengah," ujarnya.
Pandemi belum selesai, kata Sonny. Saat ini kasus konfirmasi mingguan di 37 Kabupaten/Kota mengalami peningkatan. Jumlah keterisian tempat tidur mingguan 43 di kabupaten/kota di Jawa dan Bali juga mengalami peningkatan.
Jika dihubungkan dengan kepatuhan protokol kesehatan, memang terjadi penurunan. Kalau sebelumnya kepatuhan memakai masker di angka 8,3 sekarang turun menjadi 8,1. Hal ini tentu perlu jadi perhatian bersama dan satgas daerah. "Meski saat ini kenaikan kasus masih dalam jumlah kecil namun harus tetap hati-hati dan berusaha melakukan upaya terbaik agar tidak berkembang cepat," kata Sonny.
Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, lanjutnya, tiap dua pekan pemerintah melakukan asesmen secara berkala terkait indikator level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di setiap Kabupaten/Kota. Hal ini sangat penting untuk bisa mengevaluasi langkah yang perlu dilakukan.
Menurutnya, kondisi pandemi yang tengah melandai juga tidak lepas karena konsistensi dalam melaksanakan PPKM sesuai level. Kemudian juga peningkatan vaksinasi dan perluasan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk memastikan orang yang berada di ruang publik adalah sehat atau dengan risiko minimal. Kampanye 3 M (menggunakan masker, jaga jarak, dan juga rajin mencuci tangan red) pun terus dilakukan.
Dia yakin, kalau Indonesia bisa mempertahankan kasus yang rendah hingga Februari-Maret maka bisa menurunkan status dari pandemi ke endemi. "Tapi kuncinya kita harus menjaga momentum ini dengan kepatuhan protokol kesehatan. Kasus melonjak atau melandai, perilaku masyarakat harus sama yaitu tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan juga rajin mencuci tangan," tutur Sonny.
Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, juga mengingatkan agar masyarakat tidak euforia dengan kondisi pandemi yang melandai. Miko menilai masyarakat cenderung gampang lupa dengan badai Covid-19 yang terjadi pada Juli lalu.
Dia berpendapat, sebaiknya protokol kesehatan diatur dalam peraturan daerah hingga tingkat Kabupaten/Kota. "Seperti kewajiban menggunakan masker dan larangan berkerumun," katanya.
Sementara Passionate Homecook Putri Habibie Putri memilih menggelar kelas online, kendati mengalami kendala karena harus beradaptasi dengan teknologi. "Tetapi kesehatan dan keselamatan harus dijunjung tinggi. Kelas offline meningkatkan risiko karena harus bertemu banyak orang," kata dia. (*)