TEMPO.CO, Jakarta - Ketua DPP Partai Amanat Nasional Saleh Partaonan Daulay mengatakan partai akan menyiapkan kader jika diminta bergabung dalam kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Kami hanya bisa menanti. Kalau diajak bergabung, tentu kami akan menyiapkan kader yang pas untuk mengisi,” kata Saleh kepada Tempo, Selasa, 16 November 2021.
Saleh mengatakan, reshuffle merupakan hak prerogatif Presiden. Sementara partai-partai hanya bisa menunggu keputusan tersebut. Partai Amanat Nasional, kata Saleh, tidak mengejar dan mendesak.
“Apapun kebijakan Presiden, PAN akan mengikuti. Itu adalah bagian dari komitmen kami untuk ikut membantu pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, masuk atau tidak di Kabinet Jokowi, Saleh mengatakan bedanya tidak jauh. “PAN tetap akan mendukung. Kami tidak rewel dan tidak suka ribut soal itu. Santai aja dan tidak mau gaduh.”
Presiden Jokowi sebelumnya dikabarkan akan merombak kembali susunan kabinetnya. Isu ini telah bergaung sejak 2 bulan terakhir. Semakin mendekatnya PAN dengan pemerintah, serta berakhirnya masa jabatan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memunculkan spekulasi akan adanya reshuffle di Kabinet Indonesia Maju.
Namun, Jokowi memastikan belum akan melakukan reshuffle. Rabu besok, Jokowi hanya akan melantik Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI. Andika menggantikan Hadi yang memasuki masa pensiun pada November ini.
Jokowi terakhir melakukan reshuffle pada Desember 2020. Saat itu, lima jabatan menteri mengalami perombakan. Sejumlah sosok berlatar belakang politik seperti Sandiaga Uno, Tri Rismaharini, hingga Sakti Wahyu Trenggono masuk ke dalam kabinet Jokowi.
Baca juga: Jokowi Pilih Rabu Pahing untuk Lantik Andika Perkasa Jadi Panglima TNI
FRISKI RIANA