TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, Senin, 15 November 2021 Korps Marinir Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) merayakan ulang tahun yang ke-76. Korps Marinir, yang identik dengan baret ungu, merupakan kesatuan elite TNI AL yang lahir dari revolusi Indonesia pada 15 November 1945 silam. Lalu mengapa pasukan Korps Marinir menggunakan baret warna ungu?
Baret ungu memiliki banyak arti bagi pasukan Korps Marinir. Ada sejumlah alasan mengapa satuan ini menggunakan warna ungu untuk baret mereka. Melansir dari militer.id, alasan pertama, dalam mitologi Jawa, warna ungu merupakan warna selendang Nyi Roro Kidul, ratu penguasa penguasa samudera di Indonesia. Selendang ungu milik Nyi Roro Kidul itu dianggap ampuh dalam memberi pengamanan dan perlindungan bagi negara.
Pemilihan warna ungu untuk baret Korps Marinir ternyata juga ada sangkut-pautnya dengan bunga bougenville. Bougenville yang berwarna ungu, merupakan jenis bunga yang telah gugur sebelum layu. Ini merupakan lambang dari sebuah pengabdian seorang prajurit Korps Marinis, khususnya dalam memelihara serta mempertahankan keutuhan negara.
Penggunaan warna ungu pada baret telah digunakan pertama kali saat Korps Marinir masih bernama Korps Komando Angkatan Laut atau KKO AL pada 1958. Pada saat itu, pasukan Korps Marinir terlibat dalam operasi 17 Agustus, suatu aksi dari militer dalam memberantas pemberontakan yang dilakukan oleh Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI di Sumatera Barat. Saat itu Korps Marinir menggunakan warna ungu berupa pita pada kode pengaman.
Melansir dari marinir.tnial.mil.id, baret warna ungu untuk pertama kalinya dipergunakan oleh Batalyon-1 KKO-AL dalam Operasi Alugoro di Aceh pada 1961. Baret tersebut dilengkapi dengan emblem. Pada awalnya emblem Korps Marinir berbentuk segi lima warna merah dengan lambang topi Baja Romawi dan dua pedang bersilang di tengahnya. Pemasangan emblem di baret terletak di samping kiri depan.
Pada 1962, bertepatan dengan HUT yang ke-17 KKO-AL, diadakan perubahan lambang emblem baret Keris Samudera dikelilingi oleh pita dengan tulisan “Jalesu Bhumyamca jayamahe” dan tulisan “Korps Komando” di bawahnya.
Di antara tulisan Korps dengan Komando terdapat angka 1945 yang menandakan Korps Marinir lahir. Seluruh lambang dan tulisan emblem tersebut terbuat dari kuningan yang beralaskan warna merah segi lima. Pada 1968, Diadakan lagi sedikit perubahan yaitu dengan memberi garis pinggir warna kuning dari segi lima merahnya.
Kemudian pada 1975, Berdasarkan Skep Kasal No. Skep/1831/X1/1975 tanggal 14 November 1975 nama Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL) kembali berubah nama menjadi Korps Marinir sesuai dengan nama lahirnya Korps Marinir sejak 1945.
Pada 1976, Kepala Staf TNI AL mengeluarkan Surat Keputusan No. Skep/2084/X/1976 tanggal 20 Oktober 1976, tentang Perubahan Emblem Korps Marinir Perubahan tersebut adalah dengan menambah Jangkar sebagai latar belakangnya, pita bertuliskan “Korps Komando” berubah menjadi “Korps Marinir” sementara angka “1945” tetap digunakan sebagai tanda lahirnya.
Emblem pasukan elite tersebut dipasang pada baret dengan ketentuan bahwa tengah-tengah dasar emblem terletak tepat di atas ujung luar kening mata kiri. Sehingga emblem tersebut secara resmi mulai dipakai tepat pada peringatan HUT ke-31 Korps Marinir tanggal 15 November 1975.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca: Korps Marinir di Usia 76 Tahun Jejak Panjang Menjaga Laut Republik
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.