TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya tidak bisa dilepaskan dari Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh para kiai Nahdlatul Ulama (NU). Dilansir dari Majalah Tempo, Resolusi Jihad tercatat sebagai salah satu narasi yang turut berkontribusi membakar semangat para arek Surabaya dalam pertempuran tersebut. Hal tersebut terlihat dari orasi Bung Tomo yang selalu memekikkan “Allahu Akbar” pada setiap pembuka dan penutup pidatonya di depan para arek-arek Surabaya.
Pekikan “Allahu Akbar” dalam setiap pembuka dan penutup Bung Tomo memiliki peran besar dalam Pertempuran 10 November 1945. William H. Frederick dalam bukunya yang berjudul Pandangan dan Gejolak: Masyarakat Kota dan Lahirnya Revolusi Indonesia mengungkapkan bahwa pekikan “Allahu Akbar” dalam setiap pidato Bung Tomo memiliki peran besar untuk menarik perhatian umat Islam di Surabaya. Umat Islam di Surabaya memiliki kekuatan yang sangat besar, tetapi masih sangat jarang disorot.
Resolusi Jihad NU pada dasarnya memang tidak bisa dilepaskan dari upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dilansir dari nu.or.id, Resolusi Jihad lahir ketika Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengundang seluruh konsul NU dari berbagai penjuru daerah untuk melaksanakan rapat pada 21 Oktober 1945.
Rapat yang bertujuan untuk menentukan sikap atas kembalinya penjajah setelah kemerdekaan tersebut akhirnya menghasilkan Resolusi Jihad pada hari selanjutnya. Salah satu poin penting dari resolusi tersebut adalah kewajiban mengikuti perang bagi seluruh umat Islam yang berada pada jarak 94 kilometer dari medan pertempuran.
Wacana yang dibawa oleh Resolusi Jihad tersebut akhirnya menyebar ke berbagai penjuru Nusantara. Masih dikutip dari Majalah Tempo, teks Resolusi Jihad dikirimkan kepada Presiden Sukarno dan Jenderal Sudirman. Beberapa koran besar saat itu, seperti Kedaulatan Rakyat Yogyakarta, juga memuat teks Resolusi Jihad. Bagi kalangan NU, hari lahir Resolusi Jihad dijadikan sebagai tanggal perayaan Hari Santri Nasional.
Dalam konteks Pertempuran 10 November 1945, Resolusi Jihad disebarkan oleh Bung Tomo melalui pidato-pidatonya. Wacana Resolusi Jihad sampai kepada Bung Tomo dengan berbagai cara. Dilansir dari Majalah Tempo, Bung Tomo merupakan seorang yang dekat dengan kalangan NU, seperti KH. Hasyim Asy’ari dan putranya, KH. Wahid Hasyim.
Beberapa hari sebelum insiden perobekkan bendera Belanda di Hotel Yamato, Bung Tomo diberi secarik kertas berisi fatwa Jihad melawan Belanda oleh KH. Hasyim Asy’ari. Secarik kertas tersebut diberikan kepada Bung Tomo ketika ia melakukan kebiasaan lamanya, yakni berkunjung ke pesantren untuk menemui para kiai dan memohon doa.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: Takbir Bung Tomo dan Resolusi Jihad Pertempuran Surabaya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.