TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Amnesty International Usman Hamid menuturkan, sebetulnya ada tiga rangkaian peristiwa teror yang terjadi terhadap keluarga aktivis HAM, Veronica Koman.
"Tiga teror itu semua terjadi di hari minggu, di jam yang hampir sama yaitu sekitar pukul 10 pagi," ujar Usman dalam diskusi daring, Senin, 8 November 2021.
Teror pertama terhadap orang tua Veronica terjadi pada 24 Oktober 2021. "Teror pertama dikirim menggunakan paket yang kemudian mengeluarkan asap dan membakar beberapa bagian dari pagar rumahnya," ujar Usman.
Teror kedua, terjadi pada 7 November. Masih di rumah orang tua Veronica yang terletak di Jakarta Barat, sekitar pukul 10.45 WIB, ada paket berisi bahan peledak yang dilempar ke rumah orang tua Veronica Koman
"Paket dilempar dan masuk ke bawah mobil milik keluarga, yang akhirnya meledak dua kali menurut para saksi," ujar Usman.
Sampai saat ini, polisi masih mengusut jenis ledakan di rumah orang tua Veronica Koman. Bahan peledak masih diuji di laboratorium forensik. Selain ledakan, secarik kertas juga ditemukan di rumah orang tua Veronica Koman. Kertas tersebut memiliki tulisan berbunyi 'WARNING!!! IF THE POLICE AND APARAT DALAM MAUPUN LUAR NEGERI TIDAK BISA MENANGKAP VERONIKA KUMAN@HERO PECUNDANG DAN PENGECUT, KAMI TERPANGGIL BUMI HANGUSKAN DIMANAPUN BERSEMBUNYI, MAUPUN GEROMBOLAN PELINDUNGMU'.
Pada hari yang sama, peristiwa teror juga terjadi di rumah kerabat Veronica Koman. Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Papua Itu Kita, Michael Himan menyebut, sekitar pukul 10.26, ada dua orang berpakaian seperti pengemudi ojek online yang mengantar paket ke rumah kerabat Veronica Koman.
"Pagi itu mengantar paket atas nama Veronica Koman, padahal di tempat kerabat Veronica Koman itu tidak ada komunikasi atau berinteraksi dengan Vero," kata Michael dalam kesempatan yang sama.
Paket berbungkus warna biru itu kemudian ditaruh begitu saja di pintu masuk gerbang dan kemudian dibawa masuk oleh asisten rumah tangga. Oleh istri si pemilik rumah, paket di simpan di dalam rumah dan tidak dibuka sama sekali.
Sekitar pukul 20.00, suami pemilik rumah yang merupakan kerabat Vero pulang. Melihat paket tersebut bukan atas nama mereka, paket dikembalikan ke pintu masuk semula.
Sekitar pukul 23.00, tim advokasi Papua yang mendapat informasi tersebut kemudian mendatangi rumah kerabat Veronica Koman bersama tim Densus 88 dan Kepolisian dari Polres Jakarta Barat.
"Kami menghampiri rumah anggota keluarga Veronica, polisi melakukan pemeriksaan. Rupanya isi (paket) itu ada bangkai ayam dan ada tulisan teror-teror seperti itu. Tulisan itu ancaman kepada Veronica Koman," kata Michael.
Secarik kertas berisi pesan teror Itu berbunyi, "Barangsiapa yang menyembunyikan Veronica Koman akan bernasib sama dengan bangkai ini".
Polisi masih menyelidiki lebih lanjut dua kasus dugaan teror terhadap Veronica Koman. Kepala Bagian Bantuan Operasi Densus 88 Antiteror Polri, Komisaris Besar Aswin Siregar mengatakan, polisi menduga ledakan yang terjadi berkaitan dengan kegiatan dan sikap Veronica Koman yang selama ini pro akan kemerdekaan Papua.
"Diperkirakan merupakan bentuk ancaman terhadap penghuni rumah terkait tindakan-tindakan Veronica Koman," kata Aswin, Senin, 8 November 2021.
DEWI NURITA | ANDITA RAHMA
Baca: Amnesty: Veronica Koman, Aktivis HAM Papua yang Harus Dilindungi