TIM NASIONAL – Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Pusat mengajak keluarga Indonesia menerapkan zero waste atau gaya hidup minim sampah. Upaya ini dapat dilakukan dengan mengurangi penggunaan barang-barang yang tidak ramah lingkungan.
Ajakan itu disampaikan Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian melalui Ketua Bidang Penguatan Ketahanan Keluarga TP PKK Pusat Irma Zainal dalam Webinar Obrolan Santai Kader Inspiratif (Obras Kain) PKK edisi Minggu pertama pada November bertajuk “Yuk Mulai Zero Waste”, Kamis, 4 November 2021.
Istilah zero waste, tutur Tri, pertama kali muncul diprakarsai oleh doktor keilmuan kimia, Paul Palmer, di Oakland California pada 1970. Langkah ini dilakukan agar seluruh kegiatan makhluk di muka bumi tidak melakukan pembakaran dan penimbunan sampah. "Zero waste bertujuan untuk membuat sumber daya yang manusia gunakan dapat kembali sepenuhnya ke alam," ujarnya.
Berdasarkan data The Economist Intelligence Unit pada 2017, Tri melanjutkan, Indonesia menyandang gelar sebagai negara penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Selain itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) merilis bahwa pada 2020 total produksi sampah nasional mencapai 67,8 juta ton. “Artinya, ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk, atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari," tutur Tri.
Di lain sisi, rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbesar bagi lingkungan. Karena itu, kata Tri, dibutuhkan peran TP PKK menjadi motivator dalam mengajak generasi muda mau berkontribusi dalam mengatasi permasalahan sampah. Upaya ini dapat dimulai dengan membangun niat untuk peduli terhadap sampah.
Sementara itu, Irma Zainal dalam sambutannya mengatakan, untuk mendukung capaian tersebut, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak termasuk PKK. Peran kader PKK hingga tingkat dasawisma sangat diharapkan untuk berkontribusi dalam penanganan sampah, khususnya di tingkat rumah tangga. “Seluruh pengurus dan kader PKK adalah agen perubahan sekaligus penggerak kebersihan dan keberlanjutan lingkungan," katanya.
Menurut Irma, gaya hidup zero waste merupakan salah satu prinsip utama dalam konsep ekonomi sirkular atau ekonomi berkelanjutan, yang saat ini telah diadopsi pemerintah ke dalam visi Indonesia 2045. Visi ini, kata dia, telah diintegrasikan ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Co-founder Demibumi, Jessica Halim, mengatakan sebanyak 48 persen sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Namun dia menilai, membuang sampah hanya ke tempatnya tidak cukup untuk melindungi lingkungan dari kerusakan. "Hal ini terjadi karena terdapat gas metana yang terbuat dari tumpukan sampah di TPA yang membuat suhu bumi meningkat dan menyebabkan perubahan iklim," ujarnya.
Menurut Jessica, perlu upaya lain untuk melindungi lingkungan dari ancaman kerusakan akibat sampah. Salah satunya, yakni melakukan pemilahan sampah antara organik dan non-organik. Kemudian, sampah tersebut dimanfaatkan baik menjadi pupuk untuk tanaman atau menggunakan konsep reuse, reduce, dan recycle. (*)