Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Muhaimin: Pemerintah Harus Dukung Industri Kreatif Tanah Air

image-gnews
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar ke rumah produksi Nussa di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis, 4 November 2021
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar ke rumah produksi Nussa di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis, 4 November 2021
Iklan

INFO NASIONAL – Siapa tak kenal serial animasi Nussa dan Rara (Nussa), tayangan animasi yang sedang digandrungi semua usia. Di balik animasi fenomenal karya anak bangsa itu ternyata berdiri sosok-sosok kreatif yang punya idealisme tinggi. 

Hal itu terungkap dari kunjungan Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar ke rumah produksi Nussa di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis, 4 November 2021. Pria yang akrab disapa Gus Muhaimin ini disambut CEO Nussa Aditya Triantoro, CCO Nussa Bony Wirasmoro, dan COO Nussa Ricky Manopo. 

Gus Muhaimin yang didampingi Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda pun sempat diajak tur singkat untuk melihat perlengkapan produksi serial Nussa. “Pantas saja kalau Nussa yang bagus dari segi produksi dan kontennya, ternyata tim yang handle adalah para animator top dunia,” ujarnya. 

Muhaimin mengatakan, anak-anaknya sangat menggemari serial Nussa yang tayang melalui platform Youtube. Bahkan, anaknya yang kebetulan juga bernama Rara, tidak bisa tidur jika belum menonton tayangan Nussa. “Anak saya si Rara sangat menggemari serial Nussa, dari situ saya juga ikut nonton dan tahu konten dari Nussa sangat bagus dan penuh dengan unsur mendidik,” katanya. 

Gus Muhaimin mengatakan, Indonesia sangat butuh serial seperti Nussa. Dulu Indonesia punya serial legendaris seperti si Unyil yang menggabungkan unsur edukasi dan hiburan. Namun, karena penggarapannya masih tradisional dan tidak segera update teknologi, serial tersebut ditinggalkan penontonnya. 

 “Pada zamannya Si Unyil cukup digemari karena ada unsur edukasi di situ. Tetapi karena penggarapannya masih tradisional, akhirnya banyak anak-anak kita yang menggemari serial dari luar negeri yang lebih menarik dilihat seperti Upin-Ipin atau serial garapan Disney maupun berbagai rumah produksi dari luar negeri,” ujarnya. 

Gus Muhaimin menegaskan Indonesia membutuhkan lebih banyak serial animasi berkualitas untuk mengimbangi gempuran konten-konten negatif yang banyak bertebaran di berbagai kanal media sosial. Apalagi saat ini, penggunaan gadget di kalangan anak-anak Indonesia hampir tidak bisa dibendung lagi. 

 “Anak-anak di bawah umur pun saat ini mudah mengakses gadget yang menyediakan berbagai konten negatif. Kehadiran animasi-animasi berkualitas seperti Nussa ini bisa menjadi opsi agar anak-anak kita tidak terjebak dampak negatif,” katanya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gus Muhaimin pun memberikan apresiasi terhadap capaian film Nussa yang saat ini tayang di layar lebar. Tingginya antusias penonton menjadi bukti produk film dengan kualitas konten bagus dan mendidik mempunyai pasar besar di tanah air. 

Dia pun mendorong pemerintah untuk memberikan proteksi dan subsidi bagi industri kreatif seperti Nussa. “Saya kira harus terus didorong, khususnya dalam belanja atau pengadaan barang yang memang tidak diproduksi dalam negeri,” ujarnya. 

Industri kreatif harus didukung oleh pemerintah karena sektor tersebut memiliki peluang dalam teknologi digital sebagai penopang ekonomi nasional. "Kemampuan teknologi digital ini memberikan peluang yang sangat luar biasa dalam melakukan bisnis industri kreatif, bahkan semua aspek sosial, ekonomi, politik dan budaya. Jadi saya mendorong kehadiran, concern dan support pemerintah untuk sektor industri kreatif itu," kata Gus Muhaimin.

CEO Nussa, Aditya Triantoro menyatakan film garapannya berhasil mendapatkan lebih dari 100 ribu penonton selama 11 hari. Angka tersebut terbilang baik sebab kapasitas penonton dibatasi selama pandemi.

Film ini mendapat sambutan hangat dari penonton ketika tayang di bioskop. Tiket film animasi ini terjual habis di sejumlah bioskop di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Yogyakarta pada penayangan hari pertama. Hingga hari ini, film tersebut sudah ditonton lebih dari 270 ribu orang. 

 “Tantangannya memang diproduksi yang cukup mahal. Kalau dirinci satu komputer ditambah software editor animator itu sampai Rp 1 miliar. Kalau sampai tayang ke layar lebar, biaya produksinya bisa mencapai Rp 25 miliar,” ujar Aditya.(*)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

3 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.


Puan akan Hadiri Sidang Umum Forum Parlemen Dunia di Swiss

7 hari lalu

Puan akan Hadiri Sidang Umum Forum Parlemen Dunia di Swiss

Sidang IPU di Swiss mengusung tema perdamaian karena ada 56 negara yang mengalami konflik bersenjata.


DPR Minta Riset Perilaku Penjualan Minyak Makan Merah

8 hari lalu

Anggota Komisi VI DPR RI Darmadi Durianto saat mengikuti Raker dengan Kemenkop UKM di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Selasa (19/3/2024). Foto: Oji/nr
DPR Minta Riset Perilaku Penjualan Minyak Makan Merah

riset tersebut penting untuk mengetahui bagaimana perilaku masyarakat setelah mencoba produk olahan minyak sawit mentah


Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

20 hari lalu

Puan dan Peserta KTT di Prancis Sepakat Perjuangkan Hak Perempuan

Sejumlah gagasan yang disampaikan Puan diadopsi pada joint statement di KTT Ketua Parlemen Perempuan.


Puan Bicara di Women Speakers' Summit tentang Perempuan dan Pemilu

20 hari lalu

Puan Bicara di Women Speakers' Summit tentang Perempuan dan Pemilu

Puan mengimbau delegasi parlemen perempuan dari 24 negara memperjuangkan hak-hak perempuan di negara masing-masing.


Nasdem Tunggu Instruksi Surya Paloh untuk Gulirkan Hak Angket

22 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Nasdem Tunggu Instruksi Surya Paloh untuk Gulirkan Hak Angket

Fraksi Partai Nasdem belum mendapatkan instruksi dari Ketua Umum Surya Paloh untuk menandatangani persetujuan hak angket.


Isi Diskusi Puan dan Ketua Majelis Nasional Prancis Prancis

23 hari lalu

Isi Diskusi Puan dan Ketua Majelis Nasional Prancis Prancis

Puan dan Yal Braun-Pivet banyak membahas tentang persamaan hak perempuan.


Sufmi Dasco Ingatkan Pentingnya Jaga Etika Politik

23 hari lalu

Sufmi Dasco Ingatkan Pentingnya Jaga Etika Politik

Menjadi tugas dan tanggung jawab semua pihak untuk menciptakan pemilu yang semakin beradab dan mencerdaskan kehidupan rakyat.


DPR Minta Pemerintah Benahi Masalah Pangan

23 hari lalu

Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Sufmi Dasco Ahmad saat membaca pidato dalam Rapat Paripurna DPR RI Pembukaan Masa Sidang IV Tahun Sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/3/2024). Foto : Jaka/Andri
DPR Minta Pemerintah Benahi Masalah Pangan

DPR RI meminta pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif untum menekan harga kebutuhan pokok yang kian melambung tinggi.


Kata Pegiat Pemilu soal Penghapusan Ambang Batas Parlemen 4 Persen

27 hari lalu

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Suhartoyo memimpin jalannya sidang perkara nomor 116/PUU-XXI/2023 mengenai uji materiil Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum di Gedung MK, Jakarta, Kamis (29/2/2024). . ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/Spt (ADITYA PRADANA PUTRA/ADITYA PRADANA PUTRA
Kata Pegiat Pemilu soal Penghapusan Ambang Batas Parlemen 4 Persen

Pegiat pemilu meminta DPR dan pemerintah membuat kajian akademis dan rumus untuk menentukan ambang batas parlemen.