TEMPO.CO, Malang - Ratusan warga yang bermukim di sekitar bantaran sungai Brantas Kota Malang mengungsi pada Kamis malam, 4 November 2021. Hal ini diambil setelah sungai Brantas melupa dan membanjiri kawasan hulu di Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Malang. Korban, mengungsi di tiga titik berbeda.
“Tidak menyangka, banjir bandang di Batu terdampak di Malang,” kata Wali Kota Malang Sutiaji saat meninjau lokasi pengungsian pada Kamis, 4 November 2021. Sebanyak empat titik di Kota Malang yang diterjang banjir. Meliputi Kelurahan Jatimulyo, Rampal Claket, Samaan, dan Kota Lama.
Total sebanyak 400-an jiwa yang mengungsi di empat titik pengungsian. Pemerintah, katanya, tengah mengidentifikasi kebutuhan korban banjir. Seperti pasokan air bersih dan kebutuhan dapur umum bagi para pengungsi. “Banyak yang tak membawa bekal. Hanya mengenakan pakaian yang melekat di badan,” ujarnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang menyalurkan selimut untuk korban. Jumlah kerugian, ujar Sutiaji, masih dihitung. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Sebuah sepeda motor hanyut terseret air sungai Brantas. Ratusan relawan, personil BPBD dan TNI diturunkan.
Salah seorang pengungsi Erni mengatakan hujan disertai luapan sungai Brantas terjadi mulai pukul 15.00 WIB. Puncaknya, katanya, terjadi magrib. Banjir kiriman dari Kota Batu. Air merendam rumah setinggi dada orang dewasa. “Warga langsung mengungsi, menyelamatkan diri,” katanya.
Banjir bandang di kawasan hulu sungai Brantas di Desa Bulukerto, Bumiaji, Kota Malang menyebabkan 15 orang hanyut. Empat orang diantaranya berhasil diselamatkan tim penyelamat. Sedangkan 11 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Baca juga: Banjir Bandang Menerjang Kota Batu, 15 Orang Dilaporkan Hilang