TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akan memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada empat tokoh nasional pada 10 November 2021. Pemberian gelar yang dilakukan bertepatan dengan Hari Pahlawan tersebut menarik banyak pihak karena empat tokoh yang akan diberi gelar belum terlalu dikenal. Salah satu tokoh yang mendapat gelar Pahlawan Nasional adalah Sultan Aji Muhammad Idris, Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14.
Sultan Aji Muhammad Idris sebenarnya telah lama diusulkan sebagai kandidat Pahlawan Nasional. Dilansir dari kaltimprov.go.id, pada Agustus 2021, usulan tersebut akhirnya masuk tahap verifikasi Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan (TP2GP) Pusat. Salah satu tahapan dalam proses verifikasi adalah penelitian mengenai peran Sultan Aji Muhammad Idris dalam pertempuran melawan VOC di Wajo, Sulawesi Selatan.
Dilansir dari kesultanan.kutaikartanegara.com, Sultan Aji Muhammad Idris memang dikenal sebagai sosok yang antikolonialisme. Selain dikenal sebagai Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14, ia juga merupakan menantu Sultan Wajo Lamaddukelleng. Statusnya tersebut dan sikap antikolonialisme telah mendorongnya untuk melakukan pertempuran dengan VOC di Wajo, Sulawesi Selatan.
Beberapa sumber sebagian besar menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris pada akhirnya wafat di medan perang ketika melawan kolonialisme. Namun, sebagaimana dilansir dari prokom.kukarkab.go.id, ada tiga versi mengenai wafatnya Sultan Aji Muhammad Idris.
Versi pertama menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris tidak meninggal di medan perang, tetapi di Wajo karena terluka parah ketika perang. Versi kedua menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris meninggal karena dijebak ketika sedang berburu hewan. Versi ketiga menyebutkan bahwa Sultan Aji Muhammad Idris meninggal di medan perang ketika menjadi garda depan pertempuran melawan VOC.
Meskipun banyak versi mengenai kematian Sultan Aji Muhammad Idris, beberapa sumber menyepakati bahwa ia meninggal pada 1739. Ia meninggal sebagai Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-14. Sepeninggalnya, Aji Kado yang kemudian menjadi Sultan ke-15 melakukan aksi perebutan tahta. Setelah menjadi Sultan, ia pun mengganti namanya menjadi Sultan Aji Muhammad Aliyeddin.
BANGKIT ADHI WIGUNA
Baca juga: Profil 4 Tokoh yang Bakal Diberi Gelar Pahlawan Nasional