Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Relawan Ikatan Keluarga Baca Malinau Membangun Literasi di Perbatasan

image-gnews
Olipianti, 28 tahun, relawan Ikatan Keluarga Baca Malinau (IKBM) mengajar siswa dari rumah ke rumah saat pandemi Covid-19. Dok. IKBM
Olipianti, 28 tahun, relawan Ikatan Keluarga Baca Malinau (IKBM) mengajar siswa dari rumah ke rumah saat pandemi Covid-19. Dok. IKBM
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sambil mengemong anak, Olipianti menceritakan kegiatan sebagai relawan literasi di kampung halamannya, Desa Kaliamok, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Ibu rumah tangga berusia 28 tahun itu bersama-sama dengan sejumlah pemuda-pemudi di sana berjuang meningkatkan kemampuan literasi anak-anak di daerah ujung utara Indonesia yang berbatasan langsung dengan Sabah, Malaysia.

"Anak-anak di sini banyak yang tertinggal dalam kemampuan membaca, walaupun mereka sudah kelas 5 atau 6 SD, masih banyak yang belum lancar membaca, masih mengeja," ujar Olip saat berkomunikasi secara daring dengan Tempo pada Rabu, 28 Oktober 2021.

Berdasarkan data Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia Kemendikbud tahun 2016, keterampilan membaca rata-rata siswa kelas 4 SD di Kalimantan Utara adalah 37,01. Nilai ini berada dua poin lebih rendah di bawah rata-rata nasional, yakni 39,90.

Berangkat dari keresahan tersebut, Olip dan beberapa relawan lain menginisiasi taman baca masyarakat. taman baca masyarakat pun kemudian terbentuk bekerjasama dengan Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), Yayasan Litara-Bandung bersama Komunitas One Book One Person (OPOB).

Taman baca masyarakat yang dibuat awalnya bersifat semipermanen, masih menumpang-numpang di gedung desa. Olip dan kawan-kawan mengenalkan anak-anak dengan buku cerita ramah anak untuk memancing minat membaca. Dengan demikian, anak-anak bisa melihat kegiatan membaca sebagai sesuatu yang menyenangkan.

Kegiatan di taman baca masyarakat berlangsung sore hari setelah anak-anak pulang sekolah. Buku-buku dikirim dari kantor pusat Litara di Bandung.

Lambat laun, minat baca anak-anak mulai tumbuh, mereka kemudian membangun taman baca masyarakat lebih permanen yang diberi nama Ruma Mileh, dalam Bahasa Dayak artinya Rumah Pintar. Memasuki 2019, pengunjung Ruma Mileh terus bertambah. Relawan juga semakin banyak bergabung. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pedagang, guru, karyawan, hingga mahasiswa.

"Anak-anak di sini sekarang jadi lebih suka membaca daripada main. Malahan sekarang kalau ada kegiatan di taman baca masyarakat, mereka pasti enggak sabar, diminta datang jam empat, mereka datang jam dua atau jam tiga. Kadang saya belum selesaikan pekerjaan di rumah, mereka sudah ngumpul di depan rumah" ujar ibu dua anak itu sambil tersenyum menceritakan kelakuan para anak didiknya.

Di daerah perbatasan tersebut, permasalahan pendidikan juga berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Mayoritas masyarakat desa bekerja sebagai petani. Dengan kesibukan mereka di ladang dan latar belakang pendidikan yang rendah, mereka cenderung tidak memiliki waktu untuk memperhatikan pendidikan anak-anaknya.

Leo Riski, relawan lainnya menyebut, mengenalkan taman baca masyarakat kepada masyarakat saja, mereka harus pelan-pelan. "Karena ini sesuatu yang baru bagi masyarakat pedalaman yang mungkin masih acuh tak acuh akan dunia pendidikan. Kami masuk pelan-pelan dan bersyukur sekarang bisa diterima dengan baik. Bahkan kegiatan kami mendapat dukungan yang besar dari orang tua," tuturnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dedy Apriansyah, 28 tahun, relawan lainnya menyebut, minat baca anak-anak di Malinau sebetulnya tinggi, namun mereka tidak memiliki akses terhadap buku-buku ramah anak. "Jadi anak-anak itu bukan malas membaca, tapi bingung mau baca apa, karena yang ada cuman buku teks pelajaran. Jadi, kami carikan buku-buku ramah anak untuk menarik minat baca mereka," ujar guru SD 005 Malinau Barat ini.

Seiring pertumbuhan taman baca masyarakat di Malinau, gerakan literasi mendapat perhatian pemerintah daerah dan mendorong terbentuknya Ikatan Keluarga Baca Malinau (IKBM) pada September 2019. Organisasi ini dibentuk untuk menjembatani komunikasi antara pegiat literasi dengan pemerintah daerah. Saat ini, sudah ada sebanyak 17 taman baca masyarakat yang bergabung dalam IKBM.

Adapun kegiatan yang dilakukan IKBM, di antaranya adalah bengkel baca yang diperuntukkan bagi anak-anak yang baru mengenal huruf dan belum bisa membaca. Kemudian ada kegiatan membaca kesenangan, literasi digital, travelling education, malinau membaca, dan pendampingan atau kaderisasi kepada pegiat di setiap taman baca masyarakat yang ada di Kabupaten Malinau.

taman baca masyarakat pun menjalin kerjasama dengan sekolah dasar di Malinau. "Kami oper-operan data dengan sekolah. Jadi sekolah itu memetakan berapa siswa yang tidak bisa membaca, kemudian dibawa ke taman baca masyarakat. Di sana, kami punya yang namanya bengkel baca, para relawan fokus mengajar sampai mereka bisa membaca. Kebanyakan yang belum bisa baca itu kelas 1-3, kelas 4-6 sudah bisa baca tapi belum bisa memahami. Nah, mereka kami beri treatment berbeda. Harus sabar dan perlahan memang," ujar Dedy.

Saat pandemi Covid-19 melanda, seluruh kegiatan taman baca masyarakat yang dikelola IKBM sempat berhenti karena ada pembatasan ketat. Seiring menurunnya angka penyebaran Covid-19 di Malinau, IKBM kembali membuka layanan taman baca masyarakat secara terbatas atau para relawan yang terkadang datang untuk mengajar siswa dari rumah ke rumah.

Untuk mengukur hasil pendampingan belajar, pada Oktober 2020, IKBM bersama Yayasan Litara – Bandung dan Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan survei, hasilnya menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca yang dirasakan siswa yang mengikuti kegiatan di taman baca masyarakat. Sebanyak 60 persen siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Anak-anak mencapai tujuan pembelajaran yaitu membaca lancar.

Sebanyak 35 persen siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Anak-anak ini yang awalnya belum bisa mampu membaca, setelah mendapatkan bantuan di taman baca masyarakat sudah bisa membaca kata. Sebanyak 5 persen siswa tidak mengalami perubahan. Anak anak yang pada awalnya belum mengenal huruf, pada akhir kegiatan baru bisa mengenal suku kata.

"Lelah-lelah kami terbayar melihat anak-anak di desa sudah bisa membaca, karena untuk mengetahui apapun, pondasinya kan dari membaca. Ini yang memicu semangat kami untuk terus bergerak dan membangun lebih banyak lagi taman baca di seluruh Malinau," ujar Dedy.

Baca juga: Kunjungi Taman Baca di Banten, Erick Thohir: Hormat Saya Pada Pahlawan Literasi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

KKI Warsi Bantu Masyarakat Dayak Malinau Kembangkan Potensi Alam Jadi Produk Ekonomi

1 hari lalu

Perlengkapan sumpit yang akan dipergunakan berburu oleh pemuda Dayak Kenyah Uma'lung di Desa Setulang, Malinau, Kalimantan Utara, 21 Juni 2017. Sumpit merupakan senjata yang paling efektif, tidak mengeluarkan bunyi namun mematikan. Sumpit biasanya terbuat dari kayu Ulin yang panjangnya bisa mencapai tiga meter dan bisa digunakan sebagai tombak. Sementara anak sumpit terbuat dari bilah bambu yang diolesi getah beracun. ANTARA FOTO/Zabur Karuru
KKI Warsi Bantu Masyarakat Dayak Malinau Kembangkan Potensi Alam Jadi Produk Ekonomi

KKI Warsi bekerjasama dengan Kabupaten Malinau mengembangkan potensi sumber daya alam dengan pengembangan ekonomi hijau masyarakat Dayak.


5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

25 hari lalu

Ilustrasi membaca buku. Dok. Zenius
5 Manfaat Membaca Buku Bacaan Literasi untuk Perkembangan Anak

Buku bacaan literasi memiliki beragam manfaat untuk perkembangan anak. Simak lima manfaat membaca buku jenis ini.


Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

27 Januari 2024

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat
Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Selain menambah wawasan, membaca buku dapat membantu penurunan dalam kesehatan mental, seperti stres dan demensia.


Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

11 Januari 2024

Bernalar Berdaya di SMA 91 Jakarta Timur
Bernalar Berdaya di SMAN 91 Jakarta: Membangun Generasi Muda dengan Pemikiran Cerdas dan Literasi

Kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan generasi muda terhadap literasi digital dan sejarah.


Dirut BPJS Ketenagakerjaan: Ini Langkah Baik Tingkatkan Literasi Sejak Dini

12 Desember 2023

Dirut BPJS Ketenagakerjaan: Ini Langkah Baik Tingkatkan Literasi Sejak Dini

Jaminan Sosial Masuk Kurikulum, Dirut BPJS Ketenagakerjaan: Ini Langkah Baik Tingkatkan Literasi Sejak Dini


Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

8 Desember 2023

Ilustrasi membacakan buku untu bayi. Bisnis.com
Pesan Dokter Anak untuk Tumbuhkan Minat Baca sejak Kecil

Dokter anak mengatakan orang tua perlu meluangkan waktu membaca bersama anak untuk perkembangan literasi awal dan menumbuhkan minat baca anak.


Studi PISA 2022, Kemendikbud Sudah Prediksi Skor Indonesia Turun Meski Naik Peringkat

7 Desember 2023

Kepala BSKAP Kemendikbudristek bicara alasan Indonesia tetap ikut PISA 2022, walaupun telah memprediksi bahwa skornya akan turun dibandingkan tahun 2018. TEMPO/Annisa Febiola
Studi PISA 2022, Kemendikbud Sudah Prediksi Skor Indonesia Turun Meski Naik Peringkat

Hasil PISA 2022 menunjukkan bahwa peringkat hasil belajar literasi Indonesia naik 5 sampai 6 posisi dibanding tahun 2018, meskipun skornya turun.


Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

6 Desember 2023

Ilustrasi anak mengerjakan soal/matematika. Shutterstock
Pasca-Covid-19, Keterampilan Matematika dan Membaca Menurun di Kalangan Remaja

Keterampilan matematika dan membaca remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya di banyak negara pasca-Covid-19.


Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

6 Desember 2023

ilustrasi belajar matematika (pixabay.com)
Studi: Keterampilan Matematika & Membaca Remaja Turun Terburuk, Ada Faktor Ponsel

Matematika dan keterampilan membaca pada remaja mengalami penurunan yang belum pernah terjadi sebelumnya.


54.036 Guru Madrasah Ikut Pelatihan Literasi dan Numerasi untuk Dorong Nilai PISA

6 Desember 2023

Ilustrasi guru madrsah. Foto : Kemendag
54.036 Guru Madrasah Ikut Pelatihan Literasi dan Numerasi untuk Dorong Nilai PISA

Penguasaan para guru madrasah tentang literasi dan numerasi akan berdampak besar bagi para siswa.