INFO NASIONAL- Penanganan pandemi Covid-19 di Sulawesi Utara yang sangat baik memberi nampak ke berbagai sektor. Selain sektor ekonomi dan jasa yang mulai kembali bergeliat, sektor pariwisata pun kini mulai merasakan dampaknya.
Pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Sulut dalam beberapa tahun terakhir, sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia. Gebrakan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dalam lima tahun terakhir telah memberi peningkatan yang sangat signifikan bagi sektor pariwisata.
Kedatangan turis mancanegara terutama turis asal Tiongkok meningkat sangat drastis, yang membuat beberapa maskapai penerbangan sampai membuka penerbangan langsung dari Manado ke beberapa kota di Tiongkok.
Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulut, ikut mengerek berbagai sektor lainnya, seperti jasa hotel dan penginapan, usaha masyarakat destinasi wisata, serta UMKM pariwisata.
Namun, sebagaimana di seluruh daerah di Indonesia yang menjadikan wisata sebagai andalan, Sulut juga merasakan hantaman pandemi mulai pertengahan 2019. Dihentikannya penerbangan internasional secara langsung ikut menutup arus kedatangan turis.
"Diawal pandemi itu kami sempat panik. Ekonomi Sulut ikut terpengaruh. Tetapi kami terus belajar bagaimana menangani pandemi ini dengan baik, sehingga tidak saja menekan laju penularan virusnya, tetapi juga memikirkan bagaimana ekonomi masyarakat bisa bergerak," ujar Olly Dondokambey, saat ditemui Tempo di ruang kerjanya di Kantor Gubernur Sulut, Senin 25 Oktober 2021.
Penanganan pandemi Covid-19 di Sulut yang melibatkan berbagai sektor serta sinergitas dengan kebijakan pemerintah pusat dan terintegrasi dengan pemerintah kabupaten kota kini terasa dampaknya.
Kasus baru Covid-19 harian terus turun. Bahkan dalam beberapa hari terakhir kasus baru harian sudah di bawah angka 10 kasus. Kini semua 15 kabupaten/kota di Sulut sudah berada di zona rendah penularan Covid-19. Beberapa daerah bahkan sudah tidak lagi menemukan kasus baru.
"Penularan Covid-19 yang baik itu, serta program vaksinasi Covid-19 yang terus jalan dan penegakan protokol kesehatan pada semua aktivitas masyarakat, membuat Sulut kini siap membuka kembali sektor pariwisata," kata Gubernur Olly.
Optimisme Olly itu juga dibuktikan dengan kepercayaan pemerintah pusat yang menjadikan Bandara Sam Ratulangi Manado menjadi satu dari dua pintu masuk internasional pelaku perjalanan dari luar negeri selain Bandara Soekarno-Hatta. "Ini bisa karena kami memang sangat siap. Tempat karantina bagi pelaku perjalanan dari luar negeri maupun dalam negeri yang hasil tesnya positif sudah kami siapkan. Begitu juga dengan prosedur prokesnya," ujarnya.
Keseriusan Sulut menyambut dibukanya sektor pariwisata itu terlihat dari ketatnya pemeriksaaan di Bandara Sam Ratulangi. Setiap pelaku perjalanan yang tiba dengan pesawat, tanpa terkecuali harus menjalani kembali test PCR antigen, meski dari daerah asal sudah mengantongi hasil PCR Swab negatif. "Tes antigen di Bandara sebagai proteksi bagi kami. Dan ini bukti keseriusan Sulut menangani pandemi. Dan tes antigen itu gratis. Dananya dari APBD," kata Olly.
Olly mengatakan kepercayaan masyarakat luar terhadap Sulut sudah kembali terbangun. Beberapa event nasional seperti rapat kerja nasional yang melibatkan banyak orang sudah digelar di Sulut. Event-event itu memberi dampak bagi pertumbuhan ekonomi di sektor pariwisata. Kamar hotel kembali terisi, restoran beroperasi kembali dan sektor UKM kembali bergeliat karena didatangi tamu yang ingin berbelanja cinderamata.
Olly juga memaparkan Sulut menawarkan program karantina bagi orang yang akan bepergian ke luar negeri karena Bandara Sam Ratulangi telah diijinkan untuk penerbangan internasional.
Dari amatan Tempo, berbagai destinasi wisata di Sulut yang menjadi primadona terlihat mulai ramai didatangi tamu. Sulut memiliki beberapa destinasi andalan yang menjadi incaran turis mancanegara seperti Taman Laut Bunaken dengan keindahan alamnya dan Taman Wisata Alam Tangkoko dengan kekayaan biodivestiasnya.(*)