TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengingatkan seluruh kepala daerah untuk mengelola dan mengatur libur natal dan tahun baru yang berpotensi menimbulkan peningkatan kerumunan dan mobilitas warga. Salah satunya, mudik. Sebab, berdasarkan pengalaman sebelumnya, libur Nataru menyebabkan peningkatan penyebaran Covid-19.
"Saya minta betul-betul agar dikelola, diatur, sehingga Natal dan tahun baru ini berjalan dengan tidak ada kerumunan," ujar Jokowi saat memberikan pengarahan kepada para kepala daerah se-Indonesia secara virtual di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin, 25 Oktober 2021.
Berdasarkan hasil survei, ada 19,9 juta orang yang berniat mudik pada momen libur natal dan tahun baru. Menurut Jokowi, jumlah yang tidak sedikit tersebut harus diantisipasi oleh semua provinsi, kabupaten, dan kota.
"Inilah yang harus kita antisipasi, semua provinsi, semua kabupaten dan kota harus mengingatkan warganya agar Natal dan tahun baru ini lebih baik tidak bepergian ke mana-mana," tuturnya.
Oleh karena itu, lanjut Jokowi, seluruh unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) memiliki peranan yang sangat penting dalam menyosialisasikan hal tersebut. Terutama, untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang ketiga yang tidak diharapkan.
"Kita harapkan Natal dan tahun baru bisa kita kelola dengan baik, karena hampir semua epidemiolog takut bahwa yang memicu gelombang ketiga nanti ada di Natal dan tahun baru," ujar dia.
Jokowi berharap semua dirancang, direncanakan secara detail sesuai dengan kondisi masyarakat setempat dan menghargai norma-norma yang ada. "Tetapi sekali lagi, tetap sesuai dengan protokol kesehatan dengan gas dan rem yang dinamis, selalu waspada, siap siaga, cepat bertindak, itu yang terus harus kita jaga," ujar dia.
DEWI NURITA
Baca: Luhut Prediksi 19,9 Juta Orang Lakukan Perjalanan di Libur Natal dan Tahun Baru