TEMPO.CO, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan institusinya tidak antikritik. Ia menyatakan bahwa Polri adalah lembaga yang terbuka.
Sigit pun meminta kepada seluruh jajaran agar lapang dada menerima kritik dari masyarakat. "Jangan antikritik, apabila ada kritik dari masyarakat lakukan introspeksi untuk menjadi lebih baik," kata dia melalui keterangan tertulis pada Selasa, 19 Oktober 2021.
Kepolisian RI panen kritik dalam beberapa pekan terakhir. Masyarakat berkeluh kesah lewat media sosial atas kinerja polisi yang dianggap kurang profesional.
Misalnya, ketika polisi menghentikan penyelidikan kasus dugaan pemerkosaan anak di bawah umur di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, masyarakat kompak mengunggah tagar #PercumaLaporPolisi. Tagar itu juga memicu sebagian orang bercerita akan tak puasnya pelayanan Polri.
Ditambah lagi, peristiwa anggota polisi banting mahasiswa di Kabupaten Tangerang dan penetapan tersangka terhadap korban penganiayaan di Medan, menambah kencang kritik publik.
Namun, kritik masyarakat itu tak berbalas respons positif. Seseorang bernama Fachrial Kautsar menyampaikan kekecewaannya di media sosial menerima banyak ancaman kekerasan hingga upaya peretasan akun.
Fachrial melalui akun Twitternya @fchkautsar, sempat menulis 'Polisi se-Indonesia bisa diganti satpam BCA aja gak sih'. Ancaman itu datang dari sejumlah akun, dari yang anonim hingga yang memiliki foto profil berseragam polisi.
Kendati demikian, Kapolri Listyo Sigit menyampaikan apresiasi kepada seluruh masyarakat yang telah memberikan masukan dan kritik. Menurut dia, semua aspirasi tersebut akan dijadikan bahan evaluasi demi kebaikan dan kemajuan Polri.
Baca juga: Mahasiswa UIN yang Dibanting Brigadir NP Dipersilakan Lapor Polisi
ANDITA RAHMA