Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konsep Bhinneka Tunggal Ika Sudah Ada Sejak Era Mataram Kuno

image-gnews
Umat Islam membagikan makanan kepada umat Hindu dalam Tradisi Ngejot di Banjar Tista, Desa Dapdap Putih, Buleleng, Bali, Rabu 12 Mei 2021. Tradisi yang digelar sehari sebelum perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah tersebut untuk menjaga silaturahmi dan toleransi antar umat beragama. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Umat Islam membagikan makanan kepada umat Hindu dalam Tradisi Ngejot di Banjar Tista, Desa Dapdap Putih, Buleleng, Bali, Rabu 12 Mei 2021. Tradisi yang digelar sehari sebelum perayaan Idul Fitri 1442 Hijriah tersebut untuk menjaga silaturahmi dan toleransi antar umat beragama. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Slogan Bhinneka Tunggal Ika selama ini diketahui berasal dari tulisan Mpu Tantular dalam Kitab Sutasoma yang muncul di era kekuasaan Majapahit. Namun konsep berbeda-beda tapi satu ini ternyata telah muncul sejak masa Mataram Kuno. 

Mengutip buku Melacak Jejak Spiritualitas Bhinneka Tunggal Ika dan Visi Penyatuan Nusantara karangan Maftukhin, doktrin Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks sintesis-tantris bukan narasi autentik milik Mpu Tantular maupun ajaran spesifik dari Kitab Sutasoma melainkan kesadaran kolektif masyarakat. 

Dalam buku tersebut Maftukhin menjelaskan jika Mpu Tantular sebenarnya hanya merepresentasikan kesadaran masyarakat dalam Sastra Kakawin. Hal-hal yang berkaitan dengan keberagaman sejatinya sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat jauh sebelum Kerajaan Majapahit berdiri. 

Gagasan yang berhubungan dengan Bhinneka Tunggal Ika dapat dilacak sejak awal periode kerajaan Mataram Kuno atau pada awal abad 10 M saat berpindah dari wilayah Jawa bagian Tengah ke Timur. 

Saat kerajaan Mataram Kuno menguasai Jawa, agama Hindu dan Budha menjadi agama mayoritas masyarakat. Meski persaingan antara Wangsa Syailendra dan Sanjaya makin lama makin mengganas, perang agama tak pernah tercatat dan tidak ada bukti yang ditemukan. Syailendra menganut agama Buddha dan Sanjaya penganut Siwa.

Bahkan saat bangsa Syailendra mulai memudar, tak menjadikan raja-raja dari wangsa Sanjaya memaksa masyarakat untuk menyembah Siwa. Mereka tetap menghormati bangunan Buddha dari Syailendra.

Bisa dilihat hingga kini, bangunan peninggalan Syailendra dan Sanjaya berdiri berdampingan. Borobudur yang merupakan warisan dari wangsa Syailendra tetap berdiri berdampingan dengan monumen Roro Jonggrang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip dari buku tersebut, menurut catatan Bernanrd H.M. Vlekke, praktik penyembahan yang sangat eksklusif tidak pernah ditemukan. Munculnya agama-agama baru tidak menggeser agama lama namun turut menambah unsur dan pengayaan.  Dengan kata lain tidak ada paksaan untuk menyembah Siwa atau Budha. 

Tak hanya dalam konsep dan gagasan, namun juga menjiwai praktik politik dan kekuasaan, sosial-keagamaan, arsitektur dan juga sastra. Bukti-bukti mengenai hal ini dapat dilihat dari zaman ke zaman. Tidak mengherankan bahwa bangunan peribadatan sejak masa Mataram Kuno dengan mudah ditemukan perpaduan simbol Siwa dan Buddha yang merepresentasikan doktrin Bhinneka Tunggal Ika. 

TATA FERLIANA

Baca juga:

Tahukah Kamu Asal Kata Minahasa, Maknanya Sama Seperti Bhineka Tunggal Ika

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

50 hari lalu

Istana Pagaruyung. wikimedia
Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

Istana Pagaruyung pernah alami kebakaran pada 17 tahun lalu. Berikut sejarah dan keistimewaan istana di Kota Batusangkar, Sumbar.


Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

53 hari lalu

Budaya Jamu dipercaya telah hidup sejak abad ke-8 Masehi, terbukti dari relief di Candi Borobudur dan manuskrip kuno seperti Kakawin Ramayana dan Serat Centini. Shutterstock
Sejarah dan Jenis-jenis Jamu di Zaman Kerajaan

Jamu merupakan obat herbal tradisional khas Indonesia


Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

5 Februari 2024

Komplek Situs Candi Muarojambi. TEMPO/Zulkarnain
Didorong Jadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Candi Muarojambi Direvitalisasi

Candi Muarojambi diyakini sebagai kompleks pendidikan Buddha tertua di nusantara. Didorong jadi Situs Warisan Dunia UNESCO


Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

29 Januari 2024

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya. Foto: Canva
Apa Saja Agama Tertua di Dunia? Ini Daftar dan Sejarahnya

Ada beberapa agama tertua di dunia, di antaranya adalah Buddha dan Hindu. Agama ini sudah muncul sekitar 1.500 SM. Berikut sejarahnya.


Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

23 Januari 2024

Seorang warga duduk di pelataran rumah bergaya arsitektur Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, 10 Maret 2016. Kampung Majapahit merupakan proyek Pemprov Jatim dengan Pemerintah Kabupaten Mojokerto. ANTARA/Ismar Patrizki
Mengenal Kampung Majapahit Mojokerto, Ini Daya Tariknya

Berikut daya tarik Kampung Majapahit, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Apa saja?


Bamsoet Ajak Cegah Keterbelahan Umat Beragama

19 Januari 2024

Bamsoet Ajak Cegah Keterbelahan Umat Beragama

Bambang Soesatyo menuturkan segenap komponen bangsa, termasuk seluruh umat beragama, memiliki tanggungjawab yang sama untuk menumbuhkembangkan menjaga soliditas kebangsaan.


7 Destinasi di Bhutan yang Disebut Negara Paling Bahagia di Dunia

18 Januari 2024

Pangeran William dan Kate Middleton, berfoto di depan Biara Paro Taktsang, Bhutan, 15 April 2016. Keduanya sedang dalam kunjungan selama sepekan ke India dan Bhutan.  REUTERS/Cathal McNaughton
7 Destinasi di Bhutan yang Disebut Negara Paling Bahagia di Dunia

Terletak di jantung pegunungan Himalaya bagian timur, Bhutan terkenal karena bentang alamnya yang memesona.


Ilmuwan Temukan Tiga Lapis Peradaban Tanah Situs Kumitir Mojokerto

15 Januari 2024

Ekskavasi Situs Kumitir di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto yang berlangsung pada 4 Agustus - 9 September 2020. Kredit: Tempo/Kukuh S. Wibowo
Ilmuwan Temukan Tiga Lapis Peradaban Tanah Situs Kumitir Mojokerto

Penelitian geo akeologi menemukan lapisan usia tanah era Medang, Singasari dan Majapahit di Situs Kumitir.


5 Karakteristik Generasi Z yang Perlu Diketahui

2 Januari 2024

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
5 Karakteristik Generasi Z yang Perlu Diketahui

Generasi Z lahir di tengah kemajuan teknologi yang mempengaruhi sifat dan tumbuh kembang mereka.


Wali Kota Klaim Depok Rumah Keragaman Budaya dan Agama

26 Desember 2023

Wali Kota Depok Mohammad Idris menjelaskan tentang program pemberian makanan tambahan usai rapat paripurna persetujuan DPRD terhadap raperda APBD Kota Depok Tahun 2024 di Gedung DPRD Kota Depok, Rabu 22 November 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Wali Kota Klaim Depok Rumah Keragaman Budaya dan Agama

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan kotanya adalah rumah keragaman budaya dan agama