Pandemi COVID-19 yang melanda selama satu setengah tahun terakhir telah membawa dampak yang cukup signifikan bagi dunia, tak terkecuali Indonesia. Dampak yang diakibatkan oleh pandemi tidak hanya berkutat di sisi kesehatan, namun juga sosial dan ekonomi masyarakat.
Masyarakat yang terkena dampaknya juga berasal dari kelompok yang beragam. Mulai dari masyarakat perkotaan dengan kelas sosial relatif tinggi, hingga penduduk di daerah pedesaan yang memiliki akses kesehatan terbatas. Belum lagi kelompok rentan, baik secara kesehatan maupun ekonomi.
Maka dari itu, pemulihan secara inklusif dibutuhkan dengan menggandeng seluruh elemen masyarakat. Dengan melibatkan lapisan masyarakat dari segala lini, diharapkan bangsa Indonesia dapat pulih lebih cepat serta mampu melakukan pembangunan secara inklusif dan berkelanjutan.
Disadari atau tidak, orang-orang di sekitar kita mungkin banyak yang terpaksa menganggur karena efisiensi perusahaan, atau terpaksa menutup usahanya karena pemberlakuan pembatasan sosial selama pandemi. Mereka bisa dibilang merupakan korban dampak pandemi jika dilihat dari segi sosial maupun ekonomi.
Kelompok masyarakat lain juga tidak boleh luput dari perhatian. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) yang kesehariannya terbiasa dengan stigma negatif dan selama pandemi harus berjuang lebih keras lagi. Belum lagi pengungsi, tunawisma, orang dengan disabilitas, perempuan di daerah terpencil, dan anak-anak muda Indonesia yang jauh dari akses atas kesejahteraan dan perlindungan publik.
Menyikapi hal ini, berbagai stakeholders memutar otak agar kebijakan pembangunan bisa diterapkan dengan integritas dan berkelanjutan. Upaya-upaya itu perlu diperkuat termasuk dalam pemulihan yang inklusif, dengan memberdayakan mereka yang jadi kelompok rentan agar pemulihan pascapandemi bisa dirasakan oleh semua golongan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) melalui mekanisme pendanaan antar badan PBB – United Nations COVID-19 Response and Recovery Multi-Partner Trust Fund (COVID-19 MPTF) yang dibentuk oleh Sekretaris-Jenderal PBB, ikut serta mendukung upaya tersebut dengan menjadi katalisator percepatan pemulihan pandemi melalui pendekatan sosio-ekonomi secara inklusif dengan melibatkan pihak-pihak lain, supaya strategi dan dampak pemulihan bisa jauh lebih baik.
Bermodalkan semangat yang sama untuk lekas pulih dari dampak pandemi, tim PBB di Indonesia (UN in Indonesia) bersama Tempo.co dan mitra lainnya mengajak kalangan jurnalis media massa untuk menceritakan pengalaman dan pandangannya atas pemulihan inklusif di Indonesia. Sudut pandang jurnalis yang lugas dan tegas, menjadi referensi berbeda atas beragam kisah pemulihan sosio-ekonomi di tanah air.
Daftarkan diri dan kirimkan karya terbaik Anda melalui link berikut https://bit.ly/AnugerahPewartaUN