TEMPO.CO, Jakarta - Mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Hotman Tambunan merintis usaha kopi khas Sumatera Utara sejak 3 tahun lalu. Dia menjadi semakin sering membantu berjualan di kiosnya semenjak dipecat dari KPK.
"Kalau dulu masih aktif di KPK, paling ke sini setahun dua kali," kata Hotman ditemui di tokonya, Kamis, 14 Oktober 2021.
Hotman sedang meracik secangkir kopi susu saat Tempo mendatangi kiosnya di lantai dasar pusat perbelanjaan Blok M Square, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Oktober 2021. Tepatnya di sentra makanan khas Toba. Nama toko kopinya TABe Coffee. Jargon tokonya, Kopi Dari Kampung Kita Sekitar Danau Toba.
Hotman mendirikan kios itu sejak 2019 bersama dua rekannya semasa SMA dulu di Balige, Toba, Sumatera Utara. Dia bilang mendirikan kedai itu bukan cuma untuk mencari untung, tetapi juga untuk mempopulerkan kopi khas kampung halamannya, sekaligus menyerap produk dari petani lokal.
Usahanya sempat limbung dihantam pandemi Covid-19. Setahun pandemi Covid-19 berlangsung, giliran nasib Hotman di KPK yang limbung oleh Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Hotman dan 57 pegawai KPK lainnya dianggap tidak lolos TWK. Mereka resmi dipecat pada 30 September 2021. "Setelah tidak lagi di KPK, saya kembali ke kedai ini," tutur mantan Kepala Satuan Tugas Pembelajaran Antikorupsi itu.
Buat Hotman, bekerja penuh di kedainya itu sama juga dengan belajar. Misalnya untuk mensiasati sepinya pengunjung akibat Covid-19, Hotman mulai menggencarkan penjualan di media sosial. Usahanya mulai pulih kembali seiring dengan meredanya kasus Covid-19 di Indonesia.
Meskipun sibuk di kedai kopi, Hotman masih aktif melakukan advokasi untuk para koleganya yang dipecat melalui TWK. Hotman menjadi juru bicara para pegawai. Dia juga bersama sejumlah pegawai lainnya yang menjadi anggota tim yang bediskusi mengenai tawaran Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk bergabung menjadi aparatur sipil negara di Polri.
Tempat kopi Hotman kadang jadi tempat para pegawai KPK berkumpul. Misalnya hari ini, sejumlah eks pegawai KPK, Rasamala Aritonang, Yudi Purnomo dan Lakso Anindito datang berkunjung. Banyak hal dibicarakan, termasuk soal wacana yang digelontorkan Rasamala untuk membikin partai politik.
Menurut Hotman, acara kumpul-kumpul itu sudah sering dilakukan sejak dulu. Hanya saja baru terpublikasi di media setelah para pegawai dipecat. "Teman-teman ke sini dan saling mendukung," kata dia.
Baca: Herbert Eks Pegawai KPK Jualan Online Pakaian Anak: Halal!