TEMPO.CO, Jakarta - Raden Panji Muhammad Noer atau yang dikenal Muhammad Noer atau Cak Noer adalah mantan Gubernur Jawa Timur legendaris. Ia merupakan sosok penggagas Jembatan Surabaya Madura (Suramadu).
Dilansir dari laman kominfo.jatimprov.go.id, Senin, 11 Oktober 2021, Muhammad Noer menjabat sebagai Gubernur Jatim selama 9 tahun pada periode 1967-1976. Gubernur Jatim ketujuh ini memiliki inisiatif menciptakan Jembatan Suramadu supaya akses Madura-Surabaya lebih mudah.
Ternyata, ia sudah mengidamkan jembatan penghubung Pulau Madura dan Surabaya sejak ia menjadi Wakil Bupati Bangkalan pada 1950. Dilansir dari laman Tempo, Jumat, 16 April 2010, saat jembatan impiannya selesai, ia mengaku bangga.
Selama menjabat sebagai Gubernur Jatim, Noer sangat populer di hati rakyatnya, terkhusus warga Madura. Konon, ada cerita lucu mengenai hal ini. Jika seorang Madura ditanya siapa Gubernur Jatim, pasti jawabannya "Cak Noer". Gubernur setelah Cak Noer dianggap sebagai pengganti Cak Noer.
Pria kelahiran Sampang, 13 Januari 1918 ini sering melakukan kunjungan ke desa-desa. Ia sadar mayoritas warganya di desa kebanyakan adalah buta huruf dan petani miskin. Dengan begitu, ia bisa benar-benar memetakan solusi untuk membantu rakyat kecil hidup sejahtera.
Selain menjadi Gubernur Jatim, Noer juga sempat menjadi Wakil Bupati Bangkalan, Bupati Bangkalan, anggota MPR RI, dan Duta Besar RI di Prancis. Dikenal sebagai salah satu pahlawan nasional, ia kerap memperkenalkan Indonesia melalui diplomasi kebudayaan.
Noer adalah sosok yang disiplin sejak kecil. Sampai usia senjanya, ia mengajarkan kedisiplinan pada anak-anak dan cucu-cucunya. Ia hidup dengan teratur. Tiap hari ia tidur pukul 22.00 dan bangun pukul 04.30. Setelah salat subuh dan mandi, ia membaca koran atau majalah, baru kemudian sarapan.
Noer memiliki hari khusus di tiap pekan untuk kontrol kesehatan ke dokter. Ia juga rajin berenang. Makan makanan sehat, cek kesehatan, olahraga, dan menghindari rokok bisa dilakukan Noer dengan kedisiplinan tinggi. Tak heran jika usia hidupnya mencapai 92 tahun. Setelah nafasnya berakhir, ia dimakamkan di Kampung Morkompah, Sampang, Madura.
AMELIA RAHIMA SARI
Baca juga: Mohammad Noer (1918-2010): Sosok Santun dan Dekat dengan Wong Cilik