TEMPO.CO, Jakarta - Berita yang paling banyak dibaca hingga pagi ini di antaranya, beberapa eks pegawai KPK yang dipecat karena tak lolos TWK kini harus bertahan hidup dengan cara berjualan makanan, hingga menjadi kenek bangunan. Kemudian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut penularan varian dari virus Corona berkurang karena semakin banyak masyarakat yang sudah memiliki kekebalan antibodi. Berikut ringkasannya:
1. Eks Pegawai KPK Bekerja Serabutan Hingga Jadi Kenek Bangunan
Pimpinan Komisi Pemberantasan memecat 58 pegawai KPK yang tak lolos tes wawasan kebangsaan atau TWK. Beberapa di antara mereka kini harus bertahan hidup dengan cara berjualan makanan, hingga menjadi kenek bangunan.
Salah satu pegawai yang mesti berjualan adalah Wahyu Ahmad Dwi Haryanto. Dia merupakan mantan pramusaji di KPK yang dianggap tidak lolos TWK. Untuk memenuhi keperluan, Wahyu membuka kedai nasi tak jauh dari rumahnya di Depok, Jawa Barat. "Saya agak shocked dikejar-kejar kebutuhan, kemarin sampai sakit," kata dia seperti dikutip dari Majalah Tempo edisi, 9 Oktober 2021.
Adapula pramusaji lainnya, Heryanto yang kini bekerja serabutan. Untuk menyambung hidup, tawaran pekerjaan apapun dia ambil. Ia sekarang bekerja sebagai kenek bangunan, membantu temannya yang sedang membangun rumah. "Selepas nukang saya menemani anak menyelesaikan tugas sekolah," kata dia.
Arfin Puspomelistyo mantan pegawai tidak tetap KPK yang juga menjadi korban TWK punya cerita berbeda. Dia memilih pulang kampung setelah resmi dipecat pada 30 September 2021. Mencari pekerjaan baru bukan perkara mudah buat Arfin. "Saya jadi tidak percaya diri melamar pekerjaan, ada perasaan khawatir apakah akan dicap merah dan tidak bisa dibina di tempat lain," kata dia.
Sebelumnya, dia bekerja sebagai satuan pengamanan di KPK. Arfin bergabung sejak 2008 dan kariernya terbilang moncer. Dia tak pernah sekalipun terkena sanksi. Penghargaan sebagai anggota teladan beberapa kali dia peroleh. Ia bahkan sempat mendapat promosi sebagai komandan regu. Dia sempat menanyakan alasannya tidak lolos TWK. "Tidak ada sedikit pun penjelasan," ujar dia.
2. Menkes: Banyak Masyarakat Sudah Punya Kekebalan Antibodi
Kasus Covid-19 di Indonesia tercatat terus mengalami penurunan. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, penularan varian dari virus Corona berkurang karena semakin banyak masyarakat yang sudah memiliki kekebalan antibodi.
"Melihat bahwa kasus di Indonesia turun dengan drastis, salah satu penjelasan ilmiahnya adalah karena banyak rakyat Indonesia yang sudah memiliki kekebalan, baik itu dari vaksin ataupun alamiah karena sembuh dari sakit," kata Budi dalam konferensi pers daring seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin, 11 Oktober 2021.
Pemerintah saat ini sedang menyiapkan survei untuk mengetahui kondisi kekebalan antibodi masyarakat terhadap Covid-19.
"Nanti hasil survei ini yang diharapkan selesai di pertengahan Desember bisa memberikan gambaran yang lengkap mengenai kekebalan atau kondisi antibodi rakyat kita di 34 provinsi dan menjadi basis bagi penyusunan kebijakan kita ke depannya," ujar Menkes Budi Gunadi.
Survei antibodi masyarakat ini akan dilakukan setiap enam bulan. Pemerintah juga akan bekerja sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dalam pelaksanaan survei ini.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, dibandingkan dengan negara-negara tetangga di ASEAN, kasus Indonesia termasuk yang terendah.
Luhut memaparkan, satu minggu belakangan ini kasus konfirmasi harian nasional turun 98,4 persen dan kasus konfirmasi Jawa-Bali juga menunjukkan penurunan hingga 98,9 persen dari puncaknya pada 15 Juli lalu.
"Selain kasus harian yang terus membaik, jumlah kematian harian di Indonesia juga terus mengalami penurunan. Pada 10 Oktober, kasus kematian 39 untuk nasional dan 17 untuk wilayah Jawa dan Bali," ujar Luhut.