TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina, Khoirul Umam, mengatakan saat ini nama Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj, masih menjadi calon kuat untuk mempertahankan jabatannya di Muktamar PBNU ke-34, yang digelar 23-25 Desember 2021 mendatang.
"Sebab, dengan bekal kepemimpinan 2 periode, maka akar Kiai Said semakin kuat," ujar Khoirul saat dihubungi Tempo, Ahad, 10 Oktober 2021.
Secara kinerja, Khoirul menilai kepemimpinan Said Aqil sejauh ini memiliki impresi positif, dalam konteks upaya menetralisir kekuatan Islam radikal dan konservatif yang mencoba masuk ke struktur kekuasaan negara. Namun di saat yang sama, ia melihat kepemimpinan Said Aqil juga membuka ruang intensifnya relasi PBNU dengan kerja-kerja politik praktis.
"Akibatnya sikap NU sebagai Islamic-based civil society menjadi kurang kuat dan lebih rentan dipengaruhi oleh dinamika kepentingan ekonomi-politik dari lingkaran kekuasaan," kata Khoirul.
Meski begitu, Khoirul yang melakukan survei lewat Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic), menyebut di tataran internal PBNU muncul aspirasi untuk melakukan regenerasi kepemimpinan.
Beberapa nama yang muncul selain Kiai Said, adalah tokoh kiai dari Jawa Barat, tokoh Kiai Jawa Timur seperti Marzuki Mustamar dan Mutawakil Alallah, dan juga kiai muda asal Jawa Tengah, Gus Baha dan Yahya Staquf. Yahya Staquf sendiri adalah kakak dari Menteri Agama saat ini, Yaqut Cholil Qoumas.
"Kemungkinan besar yang bersaing adalah nama-nama itu," kata Khoirul.
Ia mengatakan kandidat terkuat pada akhirnya nanti akan bergantung pada dinamika dan independensi sikap dan keputusan PWNU dan PCNU. Selain itu, Khoirul juga melihat ada potensi sikap itu dipengaruhi oleh kekuatan politik yang digerakkan oleh elemen eksternal NU seperti PKB dan bahkan Kementerian Agama.