TEMPO.CO, Jakarta - Partai Pelopor mengganti namanya jadi Partai Pergerakan Kebangkitan Desa (Perkasa) dalam kongres di Jakarta, Sabtu 9 Oktober 2021.
"Pergantian nama partai, yang kemudian akan disusul dengan perubahan AD/ART sebagaimana ditetapkan dalam kongres, merupakan salah satu cara menguatkan konsolidasi kader menjelang Pemilihan Umum 2024," kata Ketua Panitia Kongres Partai Pelopor 2021 Ristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu 9 Oktober 2021.
Ristiyanto menjelaskan bahwa pergantian nama Partai Pelopor ke Partai Perkasa merupakan keputusan kongres.
"Selanjutnya tentu sesuai agenda akan ada perubahan AD/ART serta pemilihan pengurus Partai Perkasa," katanya.
Agenda partai ini berikutnya, kata dia, mengadakan Kongres I Partai Perkasa menjelang Pemilu 2024. Sehingga, kongres di Jakarta menjadi muktamar terakhir Partai Pelopor, yang resmi berganti nama jadi Partai Perkasa.
Ristiyanto menerangkan bahwa Partai Perkasa punya paradigma perjuangan yang baru, yaitu menitikberatkan pada kepentingan-kepentingan warga desa.
Partai Perkasa juga punya misi untuk mengembalikan praktik perpolitikan nasional agar konsisten menerapkan nilai-nilai Pancasila.
"Partai Perkasa hadir untuk mengubah paradigma partai politik yang cenderung memecah-belah kehidupan berbangsa dengan idiom nasionalis atau religius,” terang Ristiyanto.
Dikotomi itu, menurut dia, justru tidak sesuai dengan ajaran Pancasila, yang terbentuk dari ragam tradisi, budaya, falsafah, dan nilai-nilai agama masyarakat Indonesia.
Partai Pelopor, yang merupakan cikal bakal Partai Perkasa, resmi terbentuk pada tanggal 29 Agustus 2020, dan didirikan oleh Diah Permana Rachmawati Sukarno atau yang populer dengan nama Rachmawati Soekarnoputri. Partai Pelopor yang dipimpin oleh Ketua Umum Eko Santjojo dan dibantu oleh Sekretaris Jenderal Ristiyanto pernah menjadi peserta pemilu pada tahun 2009 dengan nomor urut 22.
Baca: Presiden Partai Buruh Umumkan Susunan Pengurus, Ini Daftar Lengkapnya