INFO NASIONAL — Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengkampanyekan program “Ayo Kursus” untuk meningkatkan kompetensi anak usia di bawah 25 tahun di tengah persaingan global. Program ini diharapkan menjadi salah satu solusi menekan angka pengangguran, meningkatkan jumlah wirausaha, dan memperbanyak lulusan siap kerja.
“Program ‘Ayo Kursus’ mendorong anak-anak kita melakukan reskilling dan upskilling, ditingkatkan kompetensinya, diberi keterampilan baru, sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri,” ujar Sekretaris Ditjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wartanto, dalam Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) episode 9, secara daring, pada Kamis, 30 September 2021.
Ia berharap peserta program “‘Ayo Kursus” bisa mendapatkan kompetensi baru dan meningkatkan kompetensinya sehingga dapat lebih terserap ke Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). “Saya berharap DUDI tidak hanya menempatkan mereka sekadar jadi pekerja, tetapi bisa dibimbing supaya bisa berwirausaha,” kata Wartanto.
Program “Ayo Kursus” merupakan upaya Kemendikbudristek untuk menumbuhkan kembali harapan anak-anak yang putus sekolah agar melanjutkan aktivitas belajar. Program tersebut menjadi bukti bahwa pendidikan vokasi merupakan salah satu solusi untuk melakukan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik dalam mewujudkan Merdeka Belajar.
Program ini mendapat apresiasi dari Vice President Pupuk Kaltim, Anggoro Wijaya karena perusahaan berpeluang mendapatkan tenaga kerja siap pakai. “Program ‘Ayo Kursus’ memang dari perusahaan sendiri kebutuhannya, jadi kami bisa mendapatkan tenaga kerja yang siap pakai dan mengurangi angka pengangguran,” tuturnya.
Perwakilan dari Gosbal Barbershop, Gusnur Rocmad Hindri membagikan pengalamannya selama mengikuti pelatihan dan kursus. Menurutnya program ini bermanfaat meningkatkan jiwa wirausaha, menambah pengetahuan terutama cara berbicara di depan umum.
Ia mengimbuhkan, membangun relasi dan mengembangkan bakat merupakan kunci dalam pengembangan usaha. “Bagi saya cara mengembangkan dan menjalin relasi sangat penting untuk ke depannya,” ujarnya.
Adapun peserta didik lainnya, Wayan Martini Asih mengatakan di tempatnya mengikuti kursus dan pelatihan selalu menanamkan nilai REACT, akronim dari R (religious obligation), E (effective communication), A (attitude), C (competitive skills), dan T (teamwork).
“Seorang yang bekerja di hotel (hotelier) tidak hanya dituntut bekerja secara profesional tetapi harus memiliki jiwa religius yang tinggi (R). Sebagai seorang hotelier tentunya sangat dibutuhkan komunikasi yang baik untuk berinteraksi (E). Yang paling penting, diajarkan bagaimana bersikap (A). Para peserta didik dianjurkan untuk mengembangkan bakat (C). Poin terakhir T, menjalin kerja sama,” tutur Wayan.
Untuk diketahui, ‘Ayo Kursus’ terdiri dari dua program, yaitu Program Kecakapan Kerja (PKK) dan Program Kecakapan Wirausaha (PKW). Keduanya bertujuan untuk memberikan peluang kepada para lulusan vokasi yang ingin menambah keterampilan untuk bisa bekerja dan berwirausaha. Program ini memberikan kesempatan kepada calon peserta untuk mengikuti kursus pelatihan selama 100-400 jam pembelajaran dengan bantuan dari pemerintah. “Mereka dapat memilih jenis keterampilan sesuai dengan kebutuhan dan minat serta konteks daerah masing-masing,” imbuh Wartanto.
Sasaran program “Ayo Kursus” merupakan anak usia sekolah yang tidak bersekolah, tidak sedang berkuliah, tidak sedang bekerja, dan berusia di bawah 25 tahun. Peserta program “Ayo Kursus” diutamakan bagi pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP), tidak sedang terdaftar sebagai penerima Kartu Pra-Kerja, dan tidak sedang terdaftar sebagai peserta didik PKK dan PKW yang sedang berjalan. Pendaftaran peserta Ayo Kursus secara daring melalui laman https://banper.kemendikbudristek.go.id/ayo_kursus. (*)