Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dokumen Supardjo Beberkan Analisis Mengapa Operasi G30S Gagal

Reporter

image-gnews
Suasana diorama peristiwa G30S/PKI di kawasan Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Diorama tersebut dibuat untuk peringatan Hari Kesaktian Pnlancasila dan mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Suasana diorama peristiwa G30S/PKI di kawasan Monumen Kesaktian Pancasila, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. Diorama tersebut dibuat untuk peringatan Hari Kesaktian Pnlancasila dan mengenang korban dalam peristiwa G30S/PKI khususnya tujuh pahlawan revolusi pada 1 Oktober mendatang. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - John Roosa, seorang penulis buku "Dalih Pembunuhan Massal: Gerakan 30 September dan Kudeta Suharto" yakin ada hal baru yang bisa diketengahkan mengenai G30S melalui dokumen yang ditulis Supardjo. Didorong keringintahuannya, ia mendatangi penyimpanan arsip militer di Dinas Dokumentasi Museum Satria Mandala, Jakarta.

Di sana, Roosa membaca pernyataan Supardjo di Mahkamah Militer Luar Biasa atau Mahmilub pada 1967 berikut bukti-bukti yang diajukan mahkamah kepadanya. Pada ujung bundel terakhir itulah, di bagian yang ditandai "Barang-Barang Bukti", ia menemukan analisis Supardjo tentang kegagalan G30S.

Dokumen itu adalah analisis Supardjo pascaperistiwa G30S yang ia tulis dengan jujur. Supardjo menulis dokumen itu sekitar 1966 saat ia masih dalam persembunyian, ia pun akhirnya ditangkap pada 12 Januari 1967. 

Namun, dokumen tersebut terabaikan bertahun-tahun. A.H. Nasution yang berhasil lolos dalam penculikan G30S bahkan memuat kutipan dokumen itu dalam otobiografinya. Meski begitu, Nasution tidak berkomentar apa-apa.

Pengabaian dokumen itu disayangkan oleh Roosa. Karena dokumen itu adalah sumber utama informasi terbanyak mengenai G30S yang ditulis orang terdekat para pelaku inti selama gerakan berlangsung.

Menurut analisis Roosa, dokumen itu dimaksudkan untuk orang-orang yang berhubungan dengan G30S supaya belajar dari kesalahan yang telah mereka lakukan. Sebagai dokumen internal, dokumen itu lebih andal daripada kesaksian-kesaksian para pelaku yang diberikan di depan interogator dan mahkamah militer.

Keaslian dokumen Supardjo dikonfirmasi oleh wakil komandan G30S sekaligus seorang letkol Angkatan Udata, Heru Atmojo. Ia bahkan pernah diberi salinannya oleh Supardjo untuk dibaca di dalam penjara.

Lantas, apa isi dokumen Supardjo? Secara garis besar, dokumen berjudul "Beberapa Pendapat Jang Mempengaruhi 'Gejala G30S' Dipandang dari Sudut Militer" itu memuat analisis postmortem Supardjo mengenai kegagalan G30S.

Menurut dia, sebagian besar penyebab kehancuran G30S adalah karena ketidakmampuannya sendiri. G30S tidak memiliki rencana matang selain penculikan tujuh jenderal, tidak memanfaatkan radio tidak mampu membuat keputusan, dan bahkan tidak memberi makan pasukannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

G30S dilihatnya sebagai pelajaran memprihatinkan tentang apa yang terjadi jika orang sipil merancang aksi militer. Sjam yang merupakan orang sipil menempatkan diri sebagai pimpinan G30S dan menggertak Biro Chusus PKI supaya memberi laporan yang sesuai dengan agendanya sendiri.

Ia juga mengabaikan kritik dari perwira militer yang bekerja sama dengannya, serta mencampuradukkan paradigma aksi militer yang bersifat rahasia dengan mobilisasi rakyat sipil yang bersifat terbuka.

Secara gamblang, Supardjo dalam dokumennya bahkan mengatakan Sjam adalah orang yang paling bertanggungjawab dalam memulai dan merancang G30S. Meski begitu, Sjam bukanlah aktor sesungguhnya karena ka masih memiliki atasan dalam G30S yang tidak diketahui oleh Supardjo. 

Melalui dokumennya, Supardjo tidak sedang menjunjung martabat lembaganya, yaitu militer Indonesia. Justru, ia menulis sebagai pengikut setia PKI yang berniat mendidik "kawan pimpinan", terlepas penyesalannya karena telah menaruh kepercayaan mendalam kepada Sjam dan setelah menyadari rencana G30S yang tidak logis.

Supardjo tidak menyesali kesetiaannya itu. Ia bahkan menyalahkan kawan sesama perwiranya, dalam satu alinea di dokemen itu, karena tidak bisa melaksanakan tugas revolusioner. 

Ia juga menghargai profesinya dnegan sungguh-sungguh. Meski fasih dalam strategi militer, ia yakin militer seharusnya mengabdi kepada politik revolusioner daripada politik elitis pro-barat yang diajukan Nasution. Dokumen itu juga menjadi kritik intern oleh seorang loyalis partai yang dikecewakan oleh langkah-langkah yang diambil pimpinan partai.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Siapa Petinggi PKI di Balik Operasi G30S yang Menculik Jenderal TNI AD?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

19 hari lalu

Film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. wikipedia
Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Pengambilan gambar film Darah dan Doa dijadikan peringatan Hari Film Nasional setiap 30 Maret


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

22 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

23 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

36 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

37 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Siapa 3 Jenderal yang Bertemu Sukarno di Istana Bogor Menjelang Supersemar?

Kilas balik Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar, ada 3 jenderal yang bertemu Sukarno sebelumnya di Istana Bogor. Siapa mereka?


Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

37 hari lalu

Karina Kartika Sari Dewi Soekarno. ANTARA/Widodo S. Jusuf
Kelahiran Putri Sukarno-Ratna Sari Dewi Tepat Setahun Setelah Supersemar, Ini Profil Karina Kartika Soekarno

Tepat setahun peristiwa Supersemar, anak Sukarno-Ratna Sari Dewi di Prancis. Ia diberi nama Karina Kartika Soekarno, ini profilnya.


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

38 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

38 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

Fakta dan peristiwa Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang menandai lengsernya Sukarno. Berikut 3 poin Supersemar Bung Karno kepada Soeharto.


58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

39 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret, Apa Isinya?

Bagaimana isi Supersemar yang diberikan Sukarno kepada Soeharto 11 Maret 1966?


Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

39 hari lalu

Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.
Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

Bagaimana sejarah dan proses pembangunan Masjid Jogokariyan yang populer ini? Apa pula KRJ yang diadakan setiap Ramadan?