TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei KataData Insight Center (KIC) bersama KawalCovid-19 dan Change.org menunjukkan bahwa 70 persen responden tidak setuju dengan vaksin berbayar. Dari survei tersebut, masyarakat memiliki persepsi bahwa di tengah Pandemi Covid-19 seharusnya vaksin menjadi hak bagi seluruh warga.
Change.org Indonesia bersama KawalCovid19 dan Katadata Insight Center menyurvei 8.299 responden yang tersebar di seluruh Indonesia. Survei dilaksanakan pada 6-22 Agustus 2021 dengan metode survei online.
Data dari KIC menunjukkan 70 persen masyarakat tidak setuju dengan vaksin berbayar, sedangkan 20 persen masyarakat tidak setuju dengan vaksin berbayar, dan sisanya mengaku tidak tahu.
Adek Media Roza, Head of KataData Insight Center, menuturkan mayoritas responden tidak setuju soal vaksin berbayar dengan alasan saat ini situasi sedang dalam kedaruratan, dan vaksin menjadi hak seluruh warga negara. Alasan lainnya karena vaksin berbayar dianggap tidak adil bagi masyarakat yang kurang mampu.
“Ada juga kekhawatiran vaksin berbayar ini akan menjadi ladang korupsi,” jelas Adek dalam diskusi bersama Change.org dan KawalCovid-19 pada 29 September 2021.
Baca Juga:
Sedangkan, pendapat responden yang setuju mayoritas mengatakan bahwa vaksin berbayar ini dapat mempercepat program vaksinasi.
“Responden mengatakan biar yang mampu bayar vaksin yang gunakan vaksin berbayar, vaksin gratisnya nanti dialokasikan untuk warga yang kurang mampu,” tutur Adek
Sedangkan, alasan lainnya responden setuju dengan vaksin berbayar karena adanya vaksin berbayar ini dianggap dapat mengurangi antrian saat vaksinasi.
SRI RAHMAWATI
Baca: Speedlab Indonesia Sebut Penawaran Vaksinasi Berbayar Sudah Dicabut