Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mereka yang Ditahan Orde Baru tanpa Peradilan

image-gnews
Amarzan Ismail Hamid Lubis atau Amarzan Loebis di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.  Wartawan senior Amarzan Ismail Hamid atau Amarzan Loebis meninggal pada usia 78 tahun. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Amarzan Ismail Hamid Lubis atau Amarzan Loebis di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Wartawan senior Amarzan Ismail Hamid atau Amarzan Loebis meninggal pada usia 78 tahun. Dok.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Transisi pemerintahan dari Orde Lama ke Orde Baru membuka babak baru bagi situasi politik di Indonesia. Masa ini diwarnai dengan sejumlah peristiwa seperti Gerakan 30 September 1965, demonstrasi Tritura, hingga terbitnya surat perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).

Supersemar yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno berisi perintah kepada Mayor Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk menjaga kemanan dan ketertiban. Namun, surat ini menjadi pintu bagi Soeharto menuju kursi kekuasaan.

Di masa pemerintahan Soeharto banyak orang yang diasingkan, ditahan, dan dibuang tanpa melalui proses peradilan karena diduga terafiliasi PKI. Berikut ini adalah beberapa tahanan politik orde baru yang ternama.

  1. Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya ananta Toer atau dikenal dengan sebutan Pram adalah penulis dan pengarang yang produktif dalam dunia sastra di Indonesia. Tercatat Pram berhasil menerbitkan lebih dari 50 tulisan dan lebih dari 40-an karyanya diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing.

Dalam situasi yang panas setalah peristiwa 1965, Pram harus menjadi tahanan politik. Ia ditahan tanpa adanya proses pengadilan sejak 1969 hingga 21 Septmber 1979. Pram bebas dan mendapatkan surat yang menyatakan bahwa ia tidak bersalah secara hukum dan tidak terlibat Gerakan 30 September.

  1. Amarzan Loebis

Amarzan Ismail Hamid atau dikenal dengan nama Amarzan Loebis adalah seorang wartawan yang menjadi tahanan politik semasa Orde Baru karena dinilai berafiliasi dengan gerakan komunis.

Wartawan senior Tempo ini ditangkap dan ditahan tanpa adanya proses pengadilan yang adil. Amarzan ditahan di Salemba tahun 1969 dan kemudian dipindahkan ke Nusakambangan bersama banyak tahanan politik yang lain.

  1. Djoko Pekik

Djoko Pekik merupakan pelukis kenamaan asal Indonesia. Sebagai pelukis ia ditangkap karena diduga berafiliasi dengan gerakan komunis pada masa itu. Djoko Pekik ditahan di Benteng Vredeburg Yogyakarta dan dibebaskan tahun 1972.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setelah bebas sebagai tahana politik, Djoko Pekik kembali aktif melukis dan berhasil memecahkan rekor pada tahun 1998. Saat itu, lukisannya yang berjudul Berburu Celeng terjual hingga angka Rp 1 miliar.

  1. Buyung Saleh

Saleh Iskandar Poeradisastra atau dikenal dengan nama Buyung Saleh adalah seorang penulis yang aktif menulis esai mengenai budaya, sejarah, dan sastra.

Pada 1969, Buyung Saleh ditangkap dan dibuang ke Pulau Buru karena diduga berafiliasi dengan gerakan komunis. Pada 1976, Buyung Saleh bebas dan kembali aktif menulis dengan nama pena SI Poeradisastra.

EIBEN HEIZIER

Baca juga:

Kisahkan 2 Perempuan Mantan Tapol, Film You and I Tayang di Bioskop Online

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat Peresmian Pembukaan Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA PMII) Tahun 2018di Jakarta, Jumat 20 Juli 2018. TEMPO/Subekti.
64 Tahun PMII, Respons Mahasiswa Muslim terhadap Situasi Politik

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan salah satu dari sekian banyak organisasi mahasiswa yang masih eksis sampai saat ini.


Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

9 hari lalu

Suasana antrean warga di depan Istana Negara, Jakarta, Rabu, 10 April 2024. Antrean warga untuk menghadiri acara open house Idul Fitri sempat ricuh lantaran sejumlah warga memaksa masuk ke dalam Istana Negara. TEMPO/Yohanes Maharso
Ramai Open House Jokowi di Istana Negara, Ini Sejarah Open House di Kalangan Pejabat Negara

Tradisi open house di kalangan pejabat Indonesia makin menguat sejak Orde Baru era kepemimpinan Soeharto.


Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

18 hari lalu

Bendera Cina dan Indonesia. Shutterstock
Pasang Surut Hubungan Indonesia-Cina dalam Rentang 74 Tahun

Prabowo Subianto, memilih Cina sebagai negara pertama yang dikunjunginya, menandai pentingnya hubungan Indonesia-Cina.


Ledakan Gudang Peluru Cibubur Ingatkan Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi KKO Cilandak 40 Tahun Lalu

19 hari lalu

Tangkapan layar detik-detik terjadi ledakan dahsyat pada insiden kebakaran yang melanda Gudang Amunisi Artileri Medan (Armed) TNI di Kampung Parung Linang, Desa Ciangsana, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3/2024) petang. FOTO/video Istimewa
Ledakan Gudang Peluru Cibubur Ingatkan Peristiwa Ledakan Gudang Amunisi KKO Cilandak 40 Tahun Lalu

Ledakan gudang peluru cibubur mengingatkan peristiwa 40 tahun lalu ledakan gudang peluru Korps Marinir Angkatan Laut, Cilandak KKO, Jakarta Selatan.


Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

20 hari lalu

Film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. wikipedia
Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Pengambilan gambar film Darah dan Doa dijadikan peringatan Hari Film Nasional setiap 30 Maret


Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

23 hari lalu

Letjen Soeharto (kiri), Soekarno, Sultang Hamengku Buwono IX, dan Adam Malik pada rapat Kabinet Ampera1, 25 Juli 1966. Dok. Rusdi Husein
Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

24 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

25 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Maaruf Amin memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa 9 Januari 2024. Sidang kabinet membahas Peningkatan Kinerja Aparatur Sipil Negara Melalui Keterpaduan Layanan Digital Pemerintah. TEMPO/Subekti.
Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.


Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

25 hari lalu

Calon Presiden terpilih Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara buka puasa bersama DPP PAN di Jakarta, Kamis 21 Maret 2024. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan buka puasa bersama pertama usai Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diputuskan oleh KPU dalam Keputusan KPU Nomor 360 Tahun 2024 menjadi pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih. ANTARA FOTO/ Rivan Awal Lingga
Prabowo Banggakan Rasio Pajak Orba, Begini Respons Direktorat Jenderal Pajak

Respons Direktorat Jenderal Pajak terhadap pernyataan Prabowo Subianto yang membanggakan rasio pajak era Orba.


Prabowo Sebut Rasio Pajak di Era Reformasi Kalah dari Zaman Orde Baru, Benarkah?

28 hari lalu

Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto, saat melakukan Konferensi Pers usai acara Buka Puasa Bersama DPP PAN dan Konferensi Pers yang berlokasi di Kantor DPP PAN, Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Prabowo Sebut Rasio Pajak di Era Reformasi Kalah dari Zaman Orde Baru, Benarkah?

Prabowo Subianto, kembali menyinggung soal rendahnya rasio penerimaan pajak (tax rasio) terhadap PDB yang lebih rendah dari zaman Orde Baru.