INFO NASIONAL -- Kemnaker memuji keberhasilan program Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang mampu mengubah Desa Paringan, Kecamatan Jenangan, Ponorogo, Jawa Timur. Ponorogo sukses mengerahkan pendamping desa untuk mengubah kehidupan masyarakat Desa Paringan menjadi lebih maju dan produktif.
"Terima kasih khususnya kepada Kepala Desa Paringan yang telah berhasil mengubah wajah Desa Paringan, karena 80 persen penduduknya adalah pekerja migran," kata Sekretaris Jenderal Kemnaker, Anwar Sanusi saat berdialog dengan pendamping desa program Desmigratif di Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu, 25 September 2021.
Anwar menyatakan sekitar tahun 1980-an, fenomena orang keluar negeri menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI, dahulu dikenal TKW) ke Arab Saudi, Malaysia, Taiwan, Korea, dan Hongkong menjadi tren. Secara perlahan, warga Desa Paringan telah menjadi salah satu kantong pekerja migran karena banyak warganya yang bekerja di luar negeri.
"Potensi dan modal pengetahuan warga Pinaringan, yang banyak di luar negeri, dibawa PMI ketika pulang dan itu akan menjadi kenangan ketika mewujudkan suatu gagasan. Program Desmigratif ini intinya kalau berhasil harus kita tambah," ujarnya.
Anwar menjelaskan, Desmigratif adalah program perlindungan komprehensif terhadap pekerja migran sejak dari kampung halaman bagi PMI dan keluarganya. Ada empat pilar Desmigratif, yakni pusat layanan migrasi, usaha produktif, pengasuhan anak secara bersama (community parenting), dan koperasi yang dalam pelaksanaannya memerlukan proses pembelajaran dan kreativitas.
"Sesuai arahan Ibu Menaker Ida Fauziyah yang meminta seluruh jajaran Kemnaker agar program Desmigratif, khususnya pilar community parenting ini benar-benar mewujudkan kepedulian yang nyata terhadap perkembangan anak-anak PMI," katanya.
Anwar menambahkan, Desa Paringan ini harus tetap didorong agar bisa mandiri dan berhasil melahirkan masyarakat yang produktif. "Ini menurut saya tidak terlalu sulit dalam hal pemikiran," katanya.
Dari hasil dialog dengan para pendamping desa, Anwar berpendapat di Desa Paringan masih ada dana desa yang bisa dimanfaatkan selain untuk infrastruktur, juga untuk bidang yang lain.
"Kalau potensi pasar ini sudah besar, saya bisa berbicara dengan Kementerian PUPR untuk dibantu infrastrukturnya agar dapat membuka pasar besar dalam hal produksi. Kami sedang menggagas kombinasi antara Kemendes, Kemnaker dan Kemenkop-UKM untuk saling bekerja sama," katanya.(*)