INFO NASIONAL -- Bupati Kutai Kertanegara Edi Damansyah menggunakan kearifan lokal untuk menekan laju pertumbuhan kasus Covid-19 di wilayahnya. "Kami menggunakan beberapa struktur organisasi mulai dari TNI, Polri, pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga masyarakat diberdayakan secara maksimal dan kembangkan," ujarnya.
Begitu juga dengan 3T yang meliputi tes Covid-19 (testing), penelusuran kontak erat (tracing) dan tindak lanjut berupa perawatan pasien (treatment) dilakukan jajaran tenaga kesehatan. "Kami juga merekrut para relawan dari tenaga muda, tokoh agama, hingga keterlibatan dewan masjid, gereja dan lainnya," ujarnya.
Baca Juga:
Dalam program vaksinasi, capaian penyuntikan baru mencapai 31 persen dari 548.321 penduduk. Menurut Edi, salah satu kendala adalah pandangan masyarakat yang belum paham vaksinasi dan kondisi teknis kekurangan vaksinator. "Tapi perlahan sudah mulai terpenuhi, begitupun ketersediaan vaksin, karena sempat terjadi kekosongan," kata Edi.
Untuk mempercepat capaian vaksinasi, Edi mendekatkan pusat-pusat vaksin ke lingkungan masyarakat. "Kami lakukan di setiap RT dan komunitas jemaah agar edukasi vaksin maksimal," ujarnya.
Berdasarkan data, Senin, 20 September 2021, kasus Covid-19 di Kutai Kertanegara ada penambahan lima kasus positif baru dan 23 kasus sembuh. Total kasus Covid-19 di kabupaten ini sebanyak 25.866 kasus, terdiri dari 25.856 kasus baru dan 10 kasus reinfeksi. Dari jumlah itu sebanyak 245 orang sedang menjalani isolasi, 24.791 orang dinyatakan telah sembuh, 830 orang meninggal dunia dan 7 kasus probable.
Adapun program sekolah tatap muka di Kutai Kertanegara dibagi menjadi tiga zona, yakni zona pesisir, zona tengah dan zona hulu. "Zona tengah secara infratrukrur terpenuhi signal dan internet,” kata Edi.
Sedangkan zona hulu, menurut Edi, berada wilayah blank spot dari internet dan signal. “Kami membagi zonasi untuk murid tatap muka disesuaikan dengan zona," kata dia. Meski, mayoritas kabupaten di Kutai sudah zona oranye dan sudah beranjak turun level.
Edi mengatakan pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan sampai 30 persen pendapatan asli daerah (PAD). “Kutai Kartanegara ditopang bagi hasil kekayaan alam, sektor jasa dan pariwisata, sehingga berdampak karena pandemi,” ujarnya.
Meski terdampak Covid-19, Edi menjelaskan program Terang Kampoengku tetap dijalankan. Terang Kampoengku adalah solusi menerangkan seluruh desa di Kutai Kertanegara dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) komunal di desa Muara Enggelam.
PLTS dibangun pemerintah dan diserahkan kepada badan usaha desa untuk dikelola. “Program ini berhasil, sehingga menjadi solusi penerangan di desa dekat sungai dan pesisir hingga terang 24 jam," kata Edi.
Saat ini sudah 193 desa dan 44 kelurahan yang mendapatkan manfaat dari program pembangkit komunal. "Masih ada 17desa yang belum teraliri listrik dan masih mengunakan genset," kata dia.
Adapun strategi untuk menarik investor, Kutai Kertanegara memiliki zonasi eksplorasi yang tinggal dievaluasi. "Misalnya, ada perizinan eksplorasi kelapa sawit yang sudah diberikan tapi perusahaan itu menelantarkan, nah itu yang kami evaluasi," kata Edi.
Saat ini penyumbang terbesar pendapatan daerah berasal dari kegiatan sumber daya alam tak terbarukan, seperti misalnya migas dan batu bara. Edi mengatakan akan mengembangkan pertanian di kawasan bekas tambang. “Seperti hortikula dan peternakan. Melalui program ini kawasan bekas tambang kami suburkan dengan eksplorasi menguntungkan,” tuturnya.
Salah satu program pertanian yang sedang dikembangkan adalah jagung. “Masa panen jagung hanya 90 hari dan pengelolaannya tidak begitu sulit di lahan bekas tambang,” kata Edi. “Kemudian pasarnya sudah jelas dan semua hasil panen terpakai semua hingga bonggolnya.”
Selain itu, Kutai Kertanegara menyiapkan kemudahan dari hulu ke hilir bagi investor. “Kami berharap akan ada investasi iringan lagi, misalkan pabrik pengolah pakan dan lainnya," ujarnya.
Adapun dengan rencana pemindahan Ibu Kota Negara, Edi mengusulkan Kutai Kertanegara menjadi daerah mitra untuk ibu kota baru. "Karena kami sudah memikirkan mulai pasokan makanan, percetakan hingga lainnya," kata dia.
Edi bakal menggenjot sektor pertanian pada 2021-2026, karena 38 persen penduduk Kutai Kartanegara usahanya di bidang pertanian. "Dengan harapan menyambut IKN supply chain dihandle oleh para petani dari Kukai Kertanegara.”
Edi mengutip bahasa Kutai “Betulungan Etam Bisa” yang berarti saling membantu semua bisa atau gotong royong. “Sehingga kolaborasi adalah kunci yang kami melakukan dalam tiga pilar," ujarnya.
Untuk itu, regenerasi petani Kutai Kertanegara dengan mendorong kalangan muda sebagai petani milenial. "Sebab, sektor pertanian sangat menjanjikan di Kutai Kertanegara,” Edi.(*)